REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH--Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengirim dua utusan ke Washington untuk membahas upaya Amerika Serikat menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian yang macet dengan Israel, kata seorang pejabat Palestina, Senin. Saeb Erekat, perunding senior, dan Nabil Abu Rduineh, juru bicara kepresidenan Palestina, telah pergi mendesak ke Washington, kata Wassel Abu Yousef, anggota Komite Eksekutif PLO.
Kedua pejabat itu akan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat AS. Kunjungan mereka bertepatan dengan kedatangan Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe ke Washington. "Utusan Abbas akan menekankan kesiapan Palestina untuk menanggapi positif inisiatif Perancis," kata Abu Yousef, kata Xinhua, mengacu pada rencana Juppe yang disiarkan pekan lalu untuk melanjutkan perundingan antara Israel dan Palestina.
Rencana itu membayangkan garis batas tahun 1967 sebagai perbatasan antara Israel dan negara Palestina pada masa depan.Inisiatif Perancis kebanyakan sejalan dengan prakarsa Presiden AS Barack Obama baru-baru ini, tetapi lebih jauh untuk menekankan keamanan bagi kedua negara, bukan hanya untuk Israel.
Selain itu, inisiatif baru menetapkan satu tahun sebagai jadwal untuk Israel dan Palestina menyepakati status Yerusalem dan menyelesaikan masalah pengungsi Palestina. Abbas telah menerima prakarsa Perancis itu. Abu Yousef mengatakan rencana Perancis "setuju dengan aspirasi rakyat Palestina karena mengadopsi perbatasan tahun 1967."
Pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina berhenti tahun lalu, ketika Israel kembali membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat, wilayah Palestina yang mereka caplok dalam perang 1967.