REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Sembilan warga Korea Utara membelot ke Korea Selatan menggunakan perahu melintasi perbatasan Laut Kuning yang tegang pekan lalu, kata kantor berita Yonhap, Rabu.
Pembelotan itu terjadi pada saat ketegangan di lintas perbatasan itu tinggi, setelah Korea Utara (Korut) yang komunis itu berikrar tidak akan berurusan lagi dengan pemerintah konservatif Korea Selatan (Korsel).
Yonhap, yang mengutip seorang pejabat pemerintah Seoul yang tidak disebutkan namanya, mengatakan sembilan warga Korut itu tiba di pulau kecil Udo, timur pulau perbatsab Yeonpyeong, Sabtu lalu.
"Mereka menyatakan keinginan untuk membelot," kata pejabat itu yang dikutip Yonhap. Tidak ada konfirmasi resmi segera mengenai hal itu.
Yonhap mengatakan para pejabat intelijen dan militer sedang menyelidiki rute yang dilalui kesembilan orang itu dan motif mereka untuk datang ke Korsel. Satu kapal yang membawa warga Korut yang terhanyut hingga perbatasan Laut Kuning akibat kabut tebal Februari lalu menimbulkan konflik selama beberapa minggu.
Seoul memulangkan 27 dari 31 orang di kapal itu tetapi menolak menyerahkan empat orang lainnya, dengan mengatakan mereka bebas memilih untuk tinggal di Korsel.
Pyongyang mengeluh bahwa ke empat orang itu ditekan dan diminta para keluarga mereka untuk pulang. Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan Jin, Senin mengatakan Korut kemungkinan akan melancarkan satu "provokasi yang mengejutkan" setelah serangkaian ancaman keras dalam pekan-pekan belakangan ini.
Setelah beberapa bulan relatif tenang, Korut menggunakan retorikan yang lebih keras terhadap pemerintah Korsel sejak akhir Mei-- menyebut negara itu sebagai boneka Amerima Serikat berusaha meningkatkan konfrontasi.