Ahad 19 Jun 2011 14:43 WIB

MER-C Indonesia Bakal Bergabung dengan 'Freedom Flotilla II'

Kapal aktivis Mavi Marmara
Kapal aktivis Mavi Marmara

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Organisasi kegawatdaruratan kesehatan 'Medical Emergency Rescue Committee' (MER-C) Indonesia akan mengirimkan relawannya untuk mengikuti misi 'Freedom Flotilla' II, yakni konvoi pelayaran menembus Jalur Gaza, Palestina yang masih diblokade zionis Israel bersama relawan kemanusiaan dunia lainnya.

"Rencana kami memang begitu (ikut misi itu), namun kepastian jadwalnya belum jelas, karena kami masih menunggu kabar selanjutnya dari berbagai elemen," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad di Bogor, Ahad (19/6).

Pada 'Freedom Flotilla' I tahun 2010, pihaknya mengirimkan Nur Fitri Moeslim Taher selaku ketua tim dengan anggota dr Arief Rachman, Abdillah Onim dalam misi itu. Pada misi pertama itu, kapal 'Mavi Marmara' yang mengangkut ratusan relawan kemanusiaan, aktivis hak asasi manusia, jurnalis dan elemen pro-Palestina lainnya menjadi korban penyerangan brutal dan berdarah pasukan khusus tentara Israel di Laut Tengah.

Serangan itu juga mengakibatkan sekurangnya sembilan orang tewas, dan lebih dari 50 orang luka-luka. Sementara itu, Koordinator Media Organisasi Bantuan Kemanusiaan IHH Turki, Ouassima Ibn Salah, dalam surat elektroniknya menjelaskan gerakan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang tergabung dalam 'Freedom Flotilla II Stay Human' kembali bersiap melakukan pelayaran ke Gaza untuk melawan blokade ilegal Israel terhadap wilayah itu.'

Aktivis kemanusiaan Turki itu mengakui kampanye menentang blokade ilegal Israel itu didukung aktivis hak asasi manusia (HAM) dari sedikitnya 20 negara dengan melibatkan sekitar 20 kapal. "IHH tetap menjadi bagian dari 'flotilla' sekalipun (kapal) Mavi Marmara tidak bisa berlayar," katanya dalam keterangan pers melalui surat elektronik.

'Freedom Flotilla II Stay Human' itu merupakan 'koalisi para aktivis HAM' dari berbagai negara dan latarbelakang agama, kepercayaan, dan bangsa. "Koalisi pelangi ini merupakan keprihatinan bersama Muslim, Kristiani, Yahudi, Hindu, dan kaum sekuler. Dalam (gerakan) ini, warga dunia bersatu. Tujuan kami Gaza," katanya.

Menurut dia, perjuangan tanpa kekerasan adalah cara mereka menghapus blokade ilegal Israel atas Gaza dan tercapainya kemerdekaan penuh dan permanen bagi rakyat Palestina adalah tujuan perjuangan mereka. Ouassima Ibn Salah lebih lanjut mengatakan, kondisi rakyat Palestina di Jalur Gaza sangat memprihatinkan.

"Bulan ini (Juni 2011), aparat kesehatan di Gaza pun telah mengumumkan kondisi darurat karena 'seretnya' stok obat-obatan vital," katanya. Diperkirakan, dalam tiga bulan pasokan 69 tipe medikasi dan 70 jenis pasokan obat yang kini ada akan habis.

Pelayaran kemanusiaan ini telah mendapat dukungan puluhan organisasi kemasyarakatan Palestina. Sementara itu, Katty Kelly, seorang wartawati dan kolumnis popular Amerika Serikat yang juga pendiri situs berita "Suara Anti-Kekerasan Buatan", menyatakan dirinya akan ikut dalam armada yang tergabung dalam Freedom Flotilla II untuk menembus blokade Gaza.

Pernyataan yang dilansir laman www.republika.co.id itu disampaikan sehari setelah seorang kolumnis Amerika Alice Walker menyatakan bahwa penjajah zionis Israel adalah "orang-orang jahat".

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement