Kamis 23 Jun 2011 20:14 WIB

Pemerintah Sebaiknya Minta Maaf kepada Keluarga Ruyati

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Pemerintah sebaiknya meminta maaf kepada keluarga tenaga kerja Indonesia yang dihukum pancung di Arab Saudi, Ruyati binti Satubi, kata Ketua Dewan Pembina Nasional Demokrat Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Pemerintah telah berusaha maksimal, tetapi hukuman pancung tetap diterima Ruyati. Jadi, tidak ada salahnya minta maaf," kata Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, jika ada sebagian masyarakat yang menganggap pemerintah gagal melindungi Ruyati, itu wajar, karena tenaga kerja Indonesia (TKI) tersebut tetap dieksekusi. "Pemerintah sudah berusaha, tetapi faktanya tidak berhasil. Ya minta maaf saja kepada keluarga Ruyati dan masyarakat," kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Ia mengatakan, pemerintah memang sudah berusaha, tetapi Ruyati tetap dihukum pancung. Dengan dipancungnya Ruyati, pemerintah dianggap gagal melindunginya, meskipun telah berusaha secara maksimal. "Oleh karena itu, pemerintah tidak perlu malu untuk mengakui kegagalan dan meminta maaf kepada keluarga Ruyati," katanya.

TKI asal Bekasi Ruyati binti Satubi (54) divonis hukuman mati dengan dipancung oleh pengadilan Arab Saudi. Ruyati dinyatakan terbukti membunuh majikannya pada 12 Januari 2010. Eksekusi mati terhadap perempuan yang memiliki tiga anak dan tujuh cucu itu, dilaksanakan pada Sabtu (18/6).

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement