Kamis 30 Jun 2011 11:53 WIB

Gara-gara Bisul, Kesehatan Presiden Venezuela Hugo Chavez Kian Misterius

Fidel Castro (kiri) dan Presiden Venezuela, Hugo Chavez, berbincang membahas berita koran lokal Granma di tempat tersembunyi di Havana, Kuba, Selasa (28/6).
Foto: AP/Granma
Fidel Castro (kiri) dan Presiden Venezuela, Hugo Chavez, berbincang membahas berita koran lokal Granma di tempat tersembunyi di Havana, Kuba, Selasa (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS-- Misteri seputar kondisi kesehatan Presiden Venezuela Hugo Chavez semakin sulit dipahami. Apalagi dengan dengan dibatalkannya pertemuan puncak regional penting yang semestinya diselenggarakan minggu depan.

Para pejabat mengatakan Chavez, yang berada di Kuba sejak memulai kunjungan resmi pada 8 Juni, masih menjalani penyembuhan setelah dilarikan ke ruang bedah darurat pada 10 Juni karena sakit bisul di pinggul.

Namun penundaan peresmian pertemuan puncak  Komunitas Amerika Latin dan Negara-negara Karibia, yang sedianya diketuai bersama Chavez pada 5-6 Juli, menambah kekhawatiran mengenai kapan dia keluar dari Havana.

 

Penundaan itu mengisyaratkan pemimpin kiri yang biasanya hadir di mana-mana mungkin tidak pulang kembali ke Caracas tepat waktu untuk memperingati 200 tahun kemerdekaan Venezuela dari Spanyol pada 5 Juli.

Hal itu juga menjadi tamparan pribadi karena pemimpin berusia 56 tahun itu menjadi salah satu motor di belakang CELAC, yang bertujuan melawan pengaruh Amerika Serikat yang pernah besar dalam perpolitikan Amerika Latin.

Presiden "tengah dalam proses penyembuhan dan perawatan dokter yang ketat," kata kementerian luar negeri Venezuela dalam sebuah pernyataan menyangkut penundaan itu, tanpa memberikan detil lebih lanjut.

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, yang telah menjalin hubungan dekat dengan Chavez , mengecam penundaan itu. "Saya sungguh menyesal pertemuan puncak ditunda disebabkan kesehatan Presiden Chavez," katanya di Bogota, namun menambahkan lebih baik mengatakan pertemuan puncak "ditunda" daripada "dibatalkan".

Pemerintah Venezuela menolak memberikan spesifikasi tentang keadaannya, sementara para anggota legislatif oposisi sangat marah dan memprotes di Caracas karena banyak yang menganggap tidak konstitusional bagi seorang presiden memerintah dari luar negeri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement