REPUBLIKA.CO.ID, WINA - Pemimpin pemberontak Libya, Mahmoud Jibril, mengatakan, Kamis (30/6) bahwa butuh bertahun-tahun lagi bagi pasukannya untuk mengaktifkan lagi ekspor minyak dari negara itu. Kendala terbesar saat ini adalah menggulingkan rezim Qaddafi.
"Tidak, tidak ada minyak yang dijual," ujarnya. "Banyak sumur minyak hancur," imbuhnya.
Sumur minyak yang hancur itu terutama di kawasan timur Libya. Situasi itu ia sampaikan dalam jumpa pers. Mahmoud menambahkan sistem pengelolaan sumur minyak juga harus dipulihkan sebelum dioperasikan lagi.
"Kami tidak tahu kapan kami sanggup melakukan itu," kata Mahmoud. "Anda tahu situasi apa yang kami hadapi sekarang. Untuk kembali mengoperasikan sumur-sumur tadi butuh berbulan-bulan, bisa berhari-hari, bahkan juga bisa bertahun-tahun."