Rabu 06 Jul 2011 07:16 WIB

Saif al Islam Ancam Serang Barat

Saif al Islam
Foto: guardian.co.uk
Saif al Islam

REPUBLIKA.CO.ID,Putra penguasa Libya Muammar Qaddafi mengatakan, negara-negara Barat yang menyerang Libya telah membuat diri mereka menjadi sasaran yang sah untuk aksi pembalasan. "Kami harus berjuang untuk negara kami dan Anda akan menjadi target yang sah bagi kita," kata Saif al-Islam kepada saluran televisi Prancis, TF1, Senin,4/7).

 

Pada hari Jumat, Gaddafi mengancam akan menyerang Eropa jika NATO menolak untuk menghentikan serangan udara di negara itu. Saif al-Islam mengatakan, pihak berwenang Libya siap untuk membuat konsesi untuk mengakhiri konflik, tapi akan terus berjuang untuk tanah air mereka. "Kami tidak akan pernah menyerah. Kami akan melawan, ini negara kami," tegasnya.

Dia menekankan bahwa negara-negara Barat akan kehilangan kampanye militer mereka terhadap Libya. "Anda tidak akan menang. Anda tidak memiliki kesempatan, peluang nol untuk memenangkan perang di sini," tandasnya.

Dia mencatat bahwa Prancis dan negara-negara Barat lainnya meluncurkan perang terhadap Libya, karena mereka sudah tidak punya kepentingan di negara penghasil minyak ini. "Jika Anda marah dengan kami karena Libya tidak membeli pesawat Rafale, Anda harus berbicara dengan kami," sindirnya.

Sebuah sumber mengatakan bahwa Paris telah mencoba untuk menjual jet tempur Rafale ke Tripoli sebelum pemberontakan melawan Qaddafi. "Jika Anda marah dengan kami karena transaksi minyak tidak berjalan dengan baik, Anda harus berbicara dengan kami. Pemberontak tidak akan memberikan apa-apa karena mereka tidak akan menang," tukas Saif al-Islam.

Pada kesempatan itu, Saif al-Islam juga menolak seruan yang ditujukan kepada ayahnya agar meninggalkan Libya. "Seruan kepada ayah saya untuk meninggalkan negara adalah sebuah lelucon," tambahnya.

Rezim Libya juga menyerukan sukarelawan untuk mengangkat senjata guna melawan pasukan revolusioner, yang berjuang untuk menggulingkan Gaddafi dari kekuasaan setelah empat dekade berkuasa.

Sebuah pemberontakan rakyat untuk menggulingkan Qaddafi dimulai pada pertengahan Februari lalu. Protes kemudian berubah menjadi konflik bersenjata setelah tindakan keras mematikan pemerintah terhadap demonstran.

NATO baru-baru ini mengintensifkan serangan terhadap Libya dalam upaya untuk meningkatkan tekanan kepada Qaddafi. Aliansi militer Barat juga mengakui bahwa pasukannya telah membunuh puluhan warga sipil dan beberapa orang lainnya terluka dalam serangan udara yang sedang berlangsung di kota-kota kunci Libya. 

 

sumber : IRIB/RM
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement