REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya bertemu dengan pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, Dalai Lama, selama sekitar 45 menit di Gedung Putih, Sabtu (16/7). Pertemuan itu kemungkinan besar akan membuat marah China, yang sebelumnya telah minta agar pertemuan itu dibatalkan.
Gedung Putih mengumumkan, Jumat (15/7), Obama akan menemui Dalai Lama untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun. "(Obama) tentu saja menunjukkan suatu keprihatinan pada nilai-nilai manusia dasar, hak asasi manusia, kebebasan beragama," kata Dalai Lama setelah pertemuan itu, menurut Kate Saunders, direktur komunikasi Kampanye Internasional untuk Tibet yang bermarkas di Washington. "Tentu saja, ia memperlihatkan keprihatinan yang sungguh-sungguh mengenai penderitaan di Tibet dan juga di tempat lainnya.''
Tidak ada komentar segera dari Gedung Putih mengenai perincian pertemuan itu. China, yang menuduh Dalai Lama seorang separatis yang mendukung penggunaan kekerasan untuk membentuk Tibet merdeka, mengatakan mereka menentang setiap pertemuan antara dia dan para pejabat pemerintah asing.
Penerima hadiah Nobel tersebut membantah tuduhan China itu. Dalai lama mengatakan bahwa dirinya menginginkan transisi damai ke otonomi bagi wilayah Himalaya yang terpencil itu. Wilayah yang telah China perintah dengan tangan besi sejak 1950 ketika tentara China mengalir masuk wilayah itu.
Ketika mengumumkan pertemuan itu, Gedung Putih menyatakan Obama akan menyoroti 'dukungan kekal'-nya pada dialog antara wakil Dalai Lama dan pemerintah China untuk memecahkan perbedaan.