REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Pentagon pada Senin (8/8) berusaha menghilangkan kekhawatirannya akan kebangkitan Taliban setelah pejuang Afghanistan menembak jatuh helikopter pada akhir pekan sebelumnya. Penembakan tersebut menewaskan 30 tentara Amerika Serikat. Sebagian dari mereka adalah tentara khusus Angkatan Laut SEAL.
Kejadian pada Sabtu itu peristiwa paling mematikan bagi pasukan Amerika Serikat di Afghanistan sejak perang tersebut dimulai hampir sedasawarsa lalu. Peristiwa tersebut mengikuti serangkaian pembunuhan kelas tinggi serta serangan gerilyawan dalam beberapa bulan belakangan.
Pejabat tentara Amerika Serikat berulang kali mengecilkan kejadian itu saat Taliban berusaha menunjukkan kekuatannya sesudah serangkaian kekalahan.
"Kejadian tunggal itu tidak mewakili gejala atau kecenderungan apa pun," kata juru bicara Pentagon, Kolonel Dave Lapan. "Kami masih memburu Taliban. Kami telah membalikkan keadaan mereka, tapi mereka masih menimbulkan korban. Itu yang mereka lakukan.''
Banyak korban berasal dari Regu Enam SEAL yang mendapat pujian setelah sukses melaksanakan serangan rahasia untuk membunuh Osamah bin Ladin pada Mei lalu. Pejabat Amerika Serikat menyatakan tidak satu pun tentara tewas itu ikut dalam serangan terhadap Osamah bin Ladin.
Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO di Afghanistan menyatakan helikopter Chinook CH-47 itu tampaknya dihantam granat roket.