REPUBLIKA.CO.ID, AMBON-- Gelombang tinggi berkisar tiga hingga lima meter yang terjadi di laut Aru, provinsi Maluku, menghambat rencana perayaan HUT Proklamasi RI ke- 66 di salah satu dari delapan pulau terluar disana yang berbatasan dengan Australia.
Ketua Bappeda Kepulauan Aru, Arens Uniplaitta ketika dikonfirmasi ke Dobo, ibu kota kabupaten setempat, Senin, mengatakan, gelombang tinggi tersebut berbahaya untuk pelayaran sehingga rencana perayaan detik-detik Proklamasi tidak bisa dipusatkan di pulau terluar tersebut.
Kepulauan Aru memiliki delapan buah pulau terluar yang berbatasan dengan Australia. Pulau tersebut adalah Enu, Ararkula, Karaweira, Penambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang dan Batu Goyang.
Arens mengatakan waktu tempuh pelayaran ke delapan buah pulau terluar dengan memanfaatkan kapal cepat (speedboat) dari Dobo berkisar lima- delapan jam. "Jadi risiko relatif tinggi bila berlayar dengan kondisi gelombang tinggi tersebut untuk mengunjungi pulau terluar," ujarnya.
Arens memastikan Pemkab Kepulauan Aru serius memperhatikan delapan buah pulau terluar yang memiliki potensi sumber daya alam bernilai ekonomis seperti kelautan dan perikanan serta migas.
Dicontohkan Markas Besar TNI Angkatan Laut (AL) memfasilitasi pengoperasian" rumah pintar "di Dobo dalam rangka pembinaan karakter dan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut dengan memberikan dana Rp500 juta.
Begitupun Pemerintah kabupaten (Pemkab) Kepulauan Aru, dipercaya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan Kemah Wilayah Perbatasan (Kawasan) dijadwalkan pada Oktober 2012.
Selain itu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membantu kapal cepat berbobot 500 gross tonage (gt) untuk memperlancar pemasaran produksi masyarakat pada 2012.