Senin 15 Aug 2011 19:54 WIB

Cicit Soeharto Dituntut Satu Tahun Penjara

Rep: C08/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA---Terdakwa kasus narkoba, Putri Aryanti Haryowibowo dituntut satu tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum Pengadilan Jakarta Selatan. Putri terbukti telah mengkonsumsi shabu.

Menanggapi tuntutan itu, kuasa hukum Putri (22 tahun), Sandy Arifin, mengatakan, akan tetap membela kliennya. Ia masih keberatan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU)terhada cicit mantan Presiden Soeharto itu. "Nanti ada jadwal pledoi (pembelaan)," katanya, Senin (15/8).

Sandy berharap, pembelaan terhadap kliennya dapat menjadi bahan pertimbangan majelis hakim untuk memberikan putusan. Ia berupaya agar kliennya dapat diberi keringanan hukuman dan direhabilitasi. Pembelaan ini dijadwalkan akan digelar di Pengadilan Negeri (PN)Jakarta Selatan, Kamis (18/8) mendatang.

Menurut Sandy, tuntutan satu tahun penjara merupakan hak jaksa. Namun, menurutnya, vonis rehabilitasi lebih tepat untuk Putri. Karena, kata dia, Putri hanya terbukti menggunakan narkoba, tetapi tidak memiliki dan menyebarkannya. Putri mengakui dirinya menghisap shabu sehari sebelum terjadi penangkapan.

Sementara itu, Putri sendiri menerima tuntutan jaksa tersebut. Namun, ia berharap pembelaan dari kuasa hukumnya dapat meringankan hukuman yang jatuh kepadanya. Ia tetap menginginkan untuk direhabilitasi. "Harus siap, nanti akan ada pembelaan dari tim pengacara," kata anak Ari Sigit ini.

Pada sidang yang digelar Senin (15/8) di PN Jakarta Selatan, jaksa penuntut umum Trimo menuntut hukuman satu tahun penjara untuk Putri. Trimo menyatakan, Putri terbukti mengkonsumsi shabu seberat 0,4 gram. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, Putri positif menggunakan amphetamine dan metaphetamine.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement