REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden SBY dikritik terlalu banyak menjual mimpi dalam pidatonya saat Sidang Pembacaan Nota Keuangan RAPBN 2012 di Gedung DPR RI siang tadi, terutama soal pemberantasan korupsi, penguatan KPK, dan target pertumbuhan ekonomi. Tetapi pembelaan justru datang dari Jusuf Kalla yang pernah mendampingi SBY sebagai Wapres di periode sebelumnya.
"Saya tidak lihat mimpi, itu enggak mimpi, itu upaya, bukan mimpi," kata JK usai menghadiri acara yang datang tanpa dihadiri istrinya, Mufida Kalla.
Bagi JK, negara yang menginginkan kemajuan harus memiliki mimpi. Yang salah dari pidato SBY, kata JK, bukan karena menjual mimpi, tetapi jika tidak mampu mewujudkan mimpiyang dikatakannya dalam pidato. "Negara yang maju mesti ada cita-cita besar. Tapi yang dijelaskan beliau saya kira hanya menjelaskan apa yang terjadi masyarakat."
JK pun satu suara dengan SBY yang dalam pidatonya menyebut Indonesia sebagai negara gagal. "Saya setuju, kita tidak gagal. Bahwa maju kita tidak terlalu cepat, iya, tapi enggak gagal," tambah JK.
Sekalipun begitu, JK meminta SBY untuk serius dengan pidatonya. "Apa yang diomongkan harus dilaksanakan serius. Kalau bersungguh-sungguh, enggak ada korupsi lagi."