Selasa 16 Aug 2011 19:46 WIB

Iran Peringatkan Barat Agar tak Intervensi Suriah

Protes rakyat Suriah kian berkobar di penjuru negara sejak Maret lalu, menuntut kepergiaan keluarga Assad dari pemerintahan.
Foto: Reuters
Protes rakyat Suriah kian berkobar di penjuru negara sejak Maret lalu, menuntut kepergiaan keluarga Assad dari pemerintahan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran melihat tidak ada alasan yang dapat dibenarkan bagi intervensi Barat dalam "masalah dalam negeri" Suriah. Pernyataan itu disampaikan juru bicara kementerian luar negeri, Ramin Mehmanparast, Selasa (16/8).

"Kejadian-kejadian di Suriah adalah masalah dalam negerinya dan tidak ada alasan yang dapat dibenarkan bagi intervensi asing karena tindakan seperti itu dapat menimbulkan banyak masalah," kata Mehmanparast dalam jumpa pers mingguannya.

"Para pemimpin Barat, khususnya Amerika biasanya melakukan campur tangan dalam urusan dalam negeri dari negara-negara dan menggunakan dalih itu untuk mengerahkan kekuatan militernya dan menduduki negara itu," tambahnya.

Mehmanparast juga memperingatkan bahwa setiap intervensi oleh Washington, musuh bebuyutan Teheran, hanya akan meningkatkan "kebencian publik" di kawasan itu terhadap Amerika Serikat.

Suriah berulang-ulang mengatakan pihaknya memerang "geng-geng teroris bersenjata"-- satu klaim yang dibantah oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia yang mengatakan tindakan keras rezim itu terhadap pemberontakan rakyat menewaskan 1.827 warga sipil sejak pwrtengahan Maret, sementaa 416 personil pasukan keamanan juga tewas.

AS memimpin negara-negara Barat dalam melakukan tekanan yang meningkat terhadap Damaskus, dengan mengatakan Presiden Bashar al Assad kehilangan legitemasinya dan rakyatnya "akan lebih baik tanpa dia."

Beberapa negara regional termasuk Turki, Arab Saudi, Kuwait, Bahrain dan Jordania juga mengecam tindakan Suriah terhadap para pemerotes.

Mehmanparast menyerukan negara-negara tetangga membantu mewujudkan stabilitas kawasan itu dan menyelesaikan, melalui

saluran-saluran yang layak masalah-masalah antara pemerintah Suriah dan rakyat yang menuntutnya."

Iran bersikap hati-hati menyangkut protes anti-rezim di Suriah bertentangan dengan dukungannya bagi pemberontakan yang melanda dunia Arab.

Pada Juli, Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengecam AS karena "ikut campur tangan" di Suriah.

Teheran mengatakan media asing memberitakan laporan yang berlebihan mengenai kejadian-kejadian di Suriah.

Washington, Uni Eropa dan kelompok-kelompok oposisi Suriah menuduh Teheran membantu pasukan keamanan Suriah menghentikan pemberontakan itu, satu pernyataan yang dibantah keras oleh Iran. Iran menuduh Israel dan AS berusaha menghancurkan Suriah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement