REPUBLIKA.CO.ID, Mantan Koordinator Dinas Intelijen Jerman mengakui bahwa badan spionase negaranya menjalin kerja sama intelijen dengan rezim Qaddafi. "Kerja sama ini kebanyakan menyangkut penanganan terorisme yang mencakup keamanan Jerman," kata B. Smith.B, seperti dikutip majalah Focus.
"Dinas intelijen Libya memberikan informasi spoinase yang tidak bisa diakses oleh dinas intelejen Jerman, untuk itu Berlin menjalin kerja sama dengan Tripoli," sambungnya lagi.
Laporan majalah Focus ini menyusul berita menggemparkan yang dimuat The New York Times mengenai terbongkarnya skandal kerjasama intelijen antara Barat, terutama Inggris dengan Libya.
Berdasarkan sejumlah fakta yang diperoleh dari Tripoli, terbukti Dinas Intelejen AS (CIA) menjalin kerja sama dengan dinas intelijen Libya. Berdasarkan laporan ini, tersangka teroris dibawa ke Libya untuk diinterogasi, ditahan dan disiksa di negara Arab itu.
Sebelumnya, berbagai media mengungkapkan bahwa dinas intelijen Barat memulai kerja sama dengan Libya sejak 2004, setelah Qaddafi mengakhiri program senjata pembunuh massalnya.
Fakta baru yang terbongkar mengungkapkan bahwa kerja sama antara CIA dan MI-6 dengan dinas intelijen Libya lebih erat dari yang dilaporkan saat ini.