REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk mengantisipasi persoalan radikalisasi dalam berjihad, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lazuardi Birru menelurkan sebuah novel grafis berjudul "Kutemukan Makna Jihad".
Komik ini adalah edisi kedua setelah sebelumnya Lazuardi menerbitkan komik "Ketika Nurani Bicara". Praga Adidhatama, perwakilan dari Lazuardi mengatakan, pihaknya sengaja menerbitkan kedua buku tersebut dalam bentuk komik.
"Dari penelitian yang telah kami lakukan pada sejumlah responden, didapatkan hasil bahwa mereka lebih dapat menikmati komik atau novel dalam bentuk grafis," ujarnya dalam peluncuran "Kutemukan Makna Jihad" di Gramedia Grand Indonesia, Jum'at (9/9).
Komik 'Kutemukan Makna Jihad' sendiri mengangkat kisah terkait terorisme di Indonesia dari beberapa pandangan. Yang menjadi kisah utama adalah kisah hidup Natsir Abbas, mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang menemukan makna baru terkait dengan Jihad Islam.
Kisah kedua menceritakan kisah Iwan Setiawan, salah satu korban bom Kedutaan Besar Australia. Iwan bersama istrinya yang tengah mengandung menjadi salah satu korban setelah keduanya melintasi Kedutaan Besar Australia. Kisah selanjutnya menceritakan tentang Dani Dwi Permana, pelaku bom bunuh diri di hotel JW Marriott.
Menurut Natsir, buku ini sengaja dibuat novel grafis karena ditujukan untuk memberi pembelajaran bagi remaja di Indonesia. Rencananya, komik ini juga akan diedarkan ke sejumlah negara lain. Saat ini, kata Praga, komik ini baru dicetak sebanyak 10.000 eksemplar dan akan disebarkan ke 33 provinsi di Indonesia.
"Kita akan menyebarkan komik ini ke lembaga-lembaga pendidikan, pondok pesantren, dan masjid-masjid baik yang memiliki perpustakaan maupun yang tidak," kata Praga.
Praga menambahkan, karena formatnya komik, maka respon dari masyarakat sangat tinggi. Untuk komik pertama telah tercetak sebanyak 60.000 ekseplar, dan itu masih terus mendapat permintaan. Selain disumbangkan, novel grafis ini akan dijual dengan harga Rp 35.000.