REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI - Pasukan pro Moammar Qaddafi telah membangun perlawanan sengit di Bani Walid. Kota tersebut merupakan satu dari empat kota yang masih dikuasai oleh pejuang loyalis.
Pasukan anti-Qaddafi, yang sebelumnya telah berharap dapat mengambil alih kota tersebut, masih mencoba untuk masuk ke pusat kota.
Ada pertempuran sepanjang malam dengan tembakan dan roket yang bergantian diluncurkan. Laporan terbaru mengatakan bahwa NATO telah melakukan serangan udara di atas kota. Seorang wartawan Reuters mendengar setidaknya lima ledakan dan melihat pesawat NATO di atas kepalanya.
“Korban pemberontak dibawa ke rumah sakit di luar kota setelah pertempuran semalam,” kata wartawan BBC, Richard Galpin, yang berada di tepi Kota Bani Walid. ''Ada lebih banyak loyalis yang pro-Qaddafi di kota daripada perkiraan para pemberontak.''
Sebelumnya, sebuah konvoi anggota baru terlihat menuju garis depan pada Sabtu waktu setempat. Komandan pemberontak mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai pilihan selain pergi setelah mendapat serangan dari pasukan pro-Qaddafi.
Bani Walid dan kota-kota lain yang dikuasai para loyalis telah diberi kesempatan sampai hari Sabtu untuk menyerah kepada pemerintah sementara.
Seorang juru bicara dari kelompok pemberontak seperti dikutip AP mengatakan bahwa pertempuran sengit juga terjadi dekat kota yang dikuasai Qaddafi, Sirte. Pasukan pemberontak dipaksa mundur setelah jatuhnya banyak korban di pertempuran jarak dekat.
Kepemimpinan Libya sementara, yakni Dewan Transisi Nasional (NTC), mengatakan pihaknya telah berusaha menegosiasikan penyelesaian damai bagi kebuntuan-kebuntuan di Bani Walid, Jufra, Sabha dan Sirte. Perdana Menteri Sementara, Mahmoud Jibril, telah memperingatkan bahwa pihaknya akan melawan jika diserang.