REPUBLIKA.CO.ID, NIGER - Pemerintah Niger, pada Senin (12/9) menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menahan salah satu putra pemimpin Libya, Muammar Qaddafi, Saadi. Namun negara yang wilayahnya berbatasan dengan Libya tersebut mengaku akan tetap memantau keberadaan Saadi tersebut.
"Tidak ada yang berubah terkait posisi pemerintah. Pihak internasional pun juga tidak melakukan pencarian. Sama seperti lainnya, dia tetap berada dalam pengawasan," ujar juru bicara pemerintah.
Hal tersebut seakan menegaskan posisi Niger terhadap Dewan Transisi Nasional Libya. Sebelumnya, Menteri Kehakiman Niger, Marou Adamou, mengatakan Saadi putra Muamar Gaddafi telah memasuki wilayah Niger, kata laporan media, Ahad (11/9).
Menteri kehakiman mengatakan pada konferensi pers, bahwa anak Gaddafi itu dicegat di dekat pusat kota Niger Agadez dengan konvoi kecil. Menurut laporan itu, iring-iringan Libya itu kemudian dibawa ke ibu kota Niger, Niamey.
Sebelumnya, seorang juru bicara pemerintah Niger mengatakan, pada 11 September, sebuah patroli angkatan bersenjata Niger menyergap konvoi yang membawa putra Qaddafi.
Saadi, 38 tahun, adalah putra ketiga dari tujuh putra Qaddafi, meninggalkan karir sepak bola pada 2004 untuk bergabung dengan angkatan darat. Dia memimpin satu kesatuan elit.
Niger Jumat berjanji akan menghormati komitmen internasional jika orang-orang Libya yang diburu memasuki wilayahnya, dan memastikan bahwa tiga jendral era Gaddafi, termasuk kepala staf angkatan udaranya, Al-Rifi Ali Al-Sharif, telah tiba di Agadez. Namun Niamey menekankan bahwa Muammar Qaddafi tidak berada di wilayah Niger.