Kamis 15 Sep 2011 14:58 WIB

Ketua Komite Kompetisi PSSI: Wacana KLB Sah-sah Saja

Rep: Abdullah Sammy/ Red: Johar Arif
Sihar Sitorus
Foto: Antara
Sihar Sitorus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus, menganggap wacana kongres luar biasa (KLB) yang digulirkan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, La Nyala Mataliti, sebagai upaya yang sah-sah saja. "Sudah lah. Permasalahan ini sudah selesai dibahas di rapat anggota komite eksekutif," ujar Sihar kepada sejumlah wartawan di PSSI, Kamis (15/9).

Sebelumnya, La Nyala Mataliti, berencana menggulirkan wacana KLB untuk membendung rencana sejumlah pengurus teras PSSI yang akan memberlakukan sistem kompetisi dua wilayah. Ia menganggap PSSI melakukan pelanggaran statuta dengan memberlakukan kompetisi dua wilayah.

Sihar menjelaskan bahwa keputusan dua wilayah telah disetujui oleh sejumlah klub. Dengan mendaftar ke PSSI, klub peserta sudah siap akan format baru yang ditentukan PSSI.

Sihar mengatakan, PSSI hanya mengikuti syarat yang dibuat AFC bahwa klub harus memenuhi 15 syarat klub profesional. Setelah melalui proses verifikasi, barulah Sihar dan timnya menyaring 36. "Dan akhirnya terdapat 32 yang bisa bergabung dengan kompetisi,"

Pernyataan Sihar langsung mendapat respon dari La Nyala. Menurutnya, Sihar tidak berhak melakukan proses verifikasi karena tidak memiliki wewenang. "Tugas Sihar sebagai ketua komite Kompetisi adalah mempersiapkan pertandingan bukan memverifikasi klub, itu salah besar," pungkas La Nyala.

Sihar balik menjawab pernyataan La Nyala. Dia menilai apa yang dilakukan sudah sesuai poksinya. Sebaliknya, dia menilai tidak ada statuta yang dilanggar dengan memberlakukan dua wilayah. Dalam statuta, jelas Sihar, hanya mengatur soal peserta kongres, bukan peserta liga.

"Jadi 18 yang dimaksud statuta adalah peserta kongres dari liga utama. Hal ini sama seperti musim lalu di mana divisi utama ada tiga wilayah tapi yang ikut kongres 16 klub. Jadi itu kan bukan berarti 16 peserta divisi utama," ujar Sihar membandingkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement