Kamis 16 Jan 2025 18:39 WIB

Survei Indikator Politik: Publik Percaya Kualitas Timnas Indonesia Meningkat

Mayoritas penggemar sepak bola tidak menolak program naturalisasi.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah-langkah penguatan yang dilakukan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di era kepemimpinan Erick Thohir dinilai publik telah membuat timnas Indonesia semakin membaik. Pada survei Oktober 2024, 80 persen responden menilai timnas semakin bagus. Sementara pada survei terbaru pada Desember 2024, meningkat menjadi 83,9 persen dari total responden yang mencapai 1.220 orang.

Demikian salah satu catatan hasil survei bertema "Isu-isu Persepakbolaan di Mata Publik dan Pertaruhan Besar PSSI" yang disampaikan oleh pendiri dan peneliti utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Baca Juga

“Jadi kami menemukan bukti yang menyakinkan bahwa evaluasi publik terhadap kinerja federasi (PSSI) maupun item-item yang berkaitan dengan sepak bola itu mengalami peningkatan yang positif di bulan Desember (2024),” kata Burhanuddin.

Survei yang sama mendalami pandangan responden terhadap program naturalisasi yang dilaksanakan PSSI sebagai salah satu program peningkatan kualitas timnas. Sebanyak 75,3 persen responden menyetujui program naturalisasi.

Indikator Politik menemukan responden yang suka sepak bola memiliki kesadaran terhadap naturalisasi yang semakin tinggi. Mereka memahami bahwa antusiasme publik terhadap timnas berkaitan dengan kebijakan naturalisasi yang dianggap pakai jalur pintas untuk menaikkan prestasi timnas. Namun bukan itu saja yang paling penting.

“Yang kita ingin tanya adalah, apakah mereka setuju atau tidak kebijakan tersebut. Kebijakan menaturalisasi atlet luar negeri atau asing yang memiliki garis keturunan atau darah Indonesia yang kemudian disumpah menjadi WNI. Sehingga punya hak untuk membela tim nasional,” jelas Burhanuddin.

Survei juga menemukan terdapat responden yang konsisten menolak naturalisasi, yaitu sebanyak 13-15 persen. Mereka tetap menolak naturalisasi meski pemain timnas mulai banyak menorehkan prestasi.

Menurut Burhanuddin, responden yang menyukai sepak bola dan memperhatikan sepak bola, memiliki tingkat persetujuannya lebih tinggi terhadap kebijakan naturalisasi. Artinya di kalangan mereka yang cukup intens mengikuti sepak bola, naturalisasi bukanlah isu penting.

Sementara pada responden yang menyetujui naturalisasi, terpecah menjadi dua pendapat. Pertama, jumlah pemain naturalisasi timnas sepak bola kita saat ini sudah terlalu banyak dan seharusnya memprioritaskan pemain asli Indonesia. Jumlah pihak ini konsisten kurang lebih sepertiga responden yang menganggap bahwa pemain naturalisasi sekarang terlalu banyak.

“Jadi mereka bisa saja tidak anti kebijakan naturalisasi, tetapi menganggap jumlah yang main di timnas sudah kebanyakan. Orang yang sekarangnya begitu kan, dia tidak hitam-putih. Dia melihat oke kebijakan naturalisasi, tetapi jangan kebanyakan,” ujar Burhanuddin.

Kedua, terdapat kelompok responden yang menganggap naturalisasi sebagai hal yang bukan menjadi masalah asalkan bisa meningkatkan prestasi sepak bola. “Dan itu jumlahnya kurang lebih stabil 54,5 - 55,5 persen dalam rentang dua bulan Oktober sampai Desember 2024,” ungkap Burhanuddin.

Dengan demikian, Burhanuddin menambahkan, sudah ada bukti nyata bahwa pemain naturalisasi bisa meningkatkan prestasi sepak bola. "Namun itu pun tidak mengubah sikap warga yang menganggap kebanyakan jumlah pemain naturalisasi. Jadi lagi-lagi ini masukan buat PSSI. Mungkin ada jalur pendek karena harus lolos Piala Dunia dan pemain naturalisasi menjadi sebuah keniscayaan,” katanya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by SKOR.ID (@skorindonesia)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement