REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Sekjen PKS, Mahfud Siddiq menilai jika isu reshuffle dikaitkan dengan survey LSI, maka harus ada cara pandang yang utuh. “Menurunnya popularitas SBY dan pemerintahannya mengharuskan evaluasi dua level,” katanya saat ditemui, Rabu (21/9).
Pertama, terkait evaluasi kinerja menteri yang diduga menyumbang merosotnya popularitas SBY. Kedua, efektifitas dan kinerja kepemimpinan bos-bos menteri, yakni presiden, wakil presiden, dan ditambah tiga menteri koordinatornya.
“Kalau evaluasi, ya evaluasi secara menyeluruh. Jangan-jangan yang direshuffle bukan hanya menterinya. Bisa jadi yang harus ditinjau ulang bukan menterinya,” kata Ketua Komisi I DPR ini.
Ia meminta agar reshuffle yang akan dilakukan tidak seperti upaya mengembangkan politik ekor cicak. Yakni memutuskan ekornya untuk menyelamatkan diri. Ia pun menantang kalau ada menteri yang tidak baik kinerjanya, jika hendak diganti, sebaiknya segera dilakukan.
Tetapi, apakah dengan itu persoalan kinerja cabinet bisa selesai, Mahfud mempertanyakannya. Ia mengingatkan dengan diganti menteri bukann berarti kinerja dan konsolidasi bisa secara cepat bisa diperbaiki. Karena, ia meyakini semua hal membutuhkan penyesuaian.
“Banyak menteri-menteri yang secara informal mengeluh karena susah koordinasi,” katanya. Partainya pun hingga saat ini belum pernah diajak bicara mengenai isu ini. “Capek deh, biarin saja,” katanya.