REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Kunjungan pertama Paus Benedictus XVI ke negara asalnya, Jerman, tak berjalan mulus. Belum juga menginjakkan kaki di bandara, ia disambut unjuk rasa yang menolak kedatangannya. Alasan penolakan itu adalah terkait serangkaian pelecehan seksual di gereja Katolik.
Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik dunia ini dijadwalkan melakukan kunjungan empat hari di Jerman. Selain melakukan pembicaraan resmi, ia juga akan menyapa langsung umatnya.
Paus, 84 tahun, akan tiba di ibukota Jerman untuk kemudian melakukan pertemuan dengan para tokoh politik di negara itu. Setelah itu, ia akan menyapa 70 ribu umatnya yang berkumpul di Stadion Olimpiade yang bersejarah.
Dia juga dijadwalkan mengunjungi Erfurt, kota di wilayah bekas komunis Jerman Timur dan kota Freiburg yang mayoritas warganya beragama Katolik. Di sini, ia akan menyapa 260 umatnya dengan bahasa ibunya, sebelum akhirnya kembali ke Vatikan, Ahad.
Terlahir sebagai Joseph Ratzinger, di Bavaria, dia menjadi paus pertama asal jerman setelah 500 tahun.
Namun kepausan itu telah dirusak oleh pengungkapan tahun lalu menyangkut pelecehan seksual yang melibatkan para pastor Jerman selama beberapa dekade terakhir.
Vatikan telah mengindikasikan kemungkinan Paus akan bertemu dengan para korban pelecehan seksual, seperti yang dia lakukan di perjalanan ke Irlandia dan Malta.
Uskup Jerman, Robert Zollitsch, mengakui Gereja telah "gagal" dalam responsnya terhadap masalah ini dengan tuduhan kejahatan itu ditutup-tutupi. Dia berharap kedatangan Paus mampu merevitalisasi nama baik katholik di negeri asalnya.