REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Jenazah pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, telah tiba di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan identifikasi dan tes DNA. Polri menduga pelaku merupakan salah satu Daftar Pencarian Orang (DPO) bom bunuh diri di Cirebon.
"Terkait dengan salah satu pelaku bom Cirebon. Kita masih menunggu pemeriksaan dari tim Inafis, dokter forensik, pemeriksaan DNA dan terakhir otopsi bedah mayat," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Boy Rafli Amar, yang ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/9).
Boy menambahkan DNA dari enam DPO bom Cirebon belum semuanya dibandingkan dengan jenazah pelaku bom bunuh diri di Solo. Keberadaan para DPO bom Cirebon juga masih dilakukan penyelidikan. Sedangkan, pembanding DNA dari keluarga juga tidak serta merta mudah mendapatkannya.
Namun, Boy mengklaim pihaknya telah mendapatkan data pembanding DNA dari keluarga dalam bentuk sidik jari untuk proses pemeriksaan.
Mengenai identitas pelaku bom Solo, Boy masih enggan mengungkapkannya. Dia berkelit data lengkap identitas pelaku masih menunggu pemeriksaan jenazah korban di RS Polri Kramat Jati. "Kalau pemeriksaan ahli selesai hari ini, kita akan sampaikan," tegasnya.
Selain itu, Polri juga menyelidiki kesamaan bom yang digunakan pelaku dalam bom bunuh diri di Solo dengan bom Cirebon. "Dalam pemeriksaan itu (bom) rakitan, kita akan bandingkan rakitan bom Cirebon," tegas mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini.
Dalam foto wajah pelaku bom bunuh diri di Solo, pelaku disebut-sebut mirip dengan salah satu DPO bom Cirebon yaitu Achmad Yosepa Hayat alias Hayat alias Rahardjo alias Ahmad Abu Daud bin Daud. Jenazah pelaku telah tiba di RS Polri Kramat Jati pada pukul 07.15 WIB.