REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Presiden Venezuela Hugo Chavez tidak hadir di Majelis Umum PBB, tetapi membuat kehadirannya terasa melalui peringatan surat pedas Selasa yang menyatakan bahwa "siklus baru perang kolonial" kini dimulai dengan konflik di Libya. Chavez - yang pada tahun 2006 dalam pidatonya di PBB terkenal karena menyebut presiden AS George W. Bush sebagai "setan" - adalah salah satu dari beberapa pendukung terkemuka pemimpin Libya Muamar Gaddafi yang digulingkan.
Pemimpin Venezuela itu baru saja sembuh setelah operasi menghilangkan tumor kanker pada Juni, dan tidak bisa menghadiri acara sidang Majelis Umum PBB. Sejak 11 September, serangan teror 2001 di Amerika Serikat, "perang baru dan dan perang imperialis yang belum pernah terjadi sebelumnya dimulai, perang permanen, selama-lamanya," kata surat itu, yang dibaca oleh Menteri Luar Negeri Venezuela Nicolas Maduro.
"Saat ini, ada ancaman yang sangat serius terhadap perdamaian global: yakni siklus baru perang kolonial, yang dimulai di Libya, dengan tujuan jahat untuk menyegarkan kembali sistem kapitalis global," kata Chavez.
"Mengapa Amerika Serikat satu-satunya negara yang menyebarkan pangkalan militer di planet ini? ... Mengapa pihaknya mengobarkan begitu banyak perang, melanggar kedaulatan negara lain yang memiliki hak yang sama dari nasib mereka sendiri ... mengapa PBB tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan kelakuan Washington?"
Tujuan Amerika Serikat "adalah untuk mengkonfigurasi ulang dunia sehingga didasarkan pada hegemoni militer Yankee,"kata Maduro, membacakan surat Chavez. Tujuan intervensi militer NATO di Libya adalah "kembali menjajah Libya dalam rangka mengambil alih kekayaannya," kata surat itu.
Chavez sebelumnya mengirim surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB. Chavez, 57 tahun, menderita tumor yang kemudian dilenyapkan dalam satu operasi pada 20 Juni di Havana, Namun para pejabat hanya memberikan sedikit informasi tentang jenis kanker yang melanda kiri presiden Venezuela itu.