Ahad 02 Oct 2011 19:19 WIB

Israel Ingin Palestina Balik ke Meja Perundingan, Tapi Tetap Bangun Permukiman di Jerusalem

Permukiman Jerusalem Timur
Permukiman Jerusalem Timur

REPUBLIKA.CO.ID,JERUSALEM-- Israel, Ahad, menerima baik seruan oleh para penengah internasional untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian dengan Palestina.

"Israel menyambut baik seruan Kuartet bagi perundingan langsung antara semua pihak 'tanpa prasyarat'," demikian isi pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Kuartet Internasional --Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan PBB-- menanggapi permohonan Abbas bagi keanggotaan penuh Palestina di PBB pada 23 September dengan mendesak kedua pihak agar melanjutkan pembicaraa perdamaian dalam waktu satu bulan.

Abbas telah mengatakan ia takkan mengadakan pembicaraan dengan Israel sampai negara Yahudi itu menghentikan pembangunan permukiman di wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai ordan, yang Palestina ingini sebagai bagian dari negara masa depan mereka yang meliputi Jalur Gaza dan Jerusalem Timur sebagai ibu kota.

Israel, yang membuat rumit upaya internasional untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian --yang macet total tahun lalu karena masalah pembangunan permukiman, Selasa (27/9), mengumumkan rencana untuk membangun 1.100 rumah di Gilo, tanah yang dicaplok di dekat Jerusalem Timur.

Di dalam pernyataannya, yang dikeluarkan setelah Netanyahu berkonsultasi dengan menteri senior kabinetnya, Israel mengatakan negara tersebut "memiliki beberapa keprihatinan" dengan rencana Kuartet, tapi tak memberi perincian.

"Israel menyeru Pemerintah Otonomi Palestina agar melakukan tindakan yang sama dan memasuki perundingan langsung tanpa menunda-nunda," demikian isi pernyataan itu.

Belum ada tanggapan resmi Palestina terhadap gagasan Kuartet tersebut, yang meliputi seruan agar kedua pihak "tidak melakukan tindakan sepihak" yang dapat merusak hasil pembicaraan perdamaian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement