REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Nama Maher Zain semakin bersinar. Di beberapa belahan dunia, namanya menjadi populer hanya dalam waktu satu tahun.
Penggemarnya pun beragam, mulai dari remaja sampai orang tua, dari perempuan hingga laki-laki. Dalam pekan ini, penggemar Maher di Indonesia punya kesempatan untuk menyaksikan konser bintang asal Swedia tersebut di tiga kota; Bandung (6/10), Surabaya (8/10) dan teerakhir di Jakarta (9/10).
Maher terkenal karena karya-karyanya yang sarat dengan makna hidup. Sebut saja salah satu tembangnya, 'Insha Allah', yang menyampikan pesan kepada para pendengarnya agar jangan pernah berputus asa dalam hidup.
Lagu Maher yang lain, 'Thank You Allah', merupakan ungkapan syukur dia kepada Ilahi. "Aku sungguh bangga melihat kebenaran," begitu salah satu isi liriknya.
Di Bandung, Rabu (5/10) malam lalu, Maher bercerita kepada para wartawan tentang konsep Islami dalam karya-karyanya. Dia ingin membuktikan kepada dunia bahwa Islam itu agama yang penuh dengan kedamaian.
Di dunia, terutama di Amerika Serikat, katanya, umat Muslim menghadapi ujian yang berat. "Islam dicap sebagai agama yang penuh kekerasan. Dengan musik, saya ingin menunjukkan kalau Islam itu sungguh indah," ujarnya.
Dia ingin menunjukkan kalau Islam itu mencintai seni dan dapat diterima di seluruh belahan dunia. Salah satu caranya adalah dengan mengadaptasikan karya-karyanya ke dalam berbagai Bahasa di dunia. Mulai dari Bahasa Inggris, Turki, Arab, Indonesia, bahkan negara yang penduduk Muslimnya menjadi minoritas seperti India. 'Allah Hi Allah Kiya Karo' merupakan lagunya yang berbahasa India.
Menurut Maher, Islam bukan sebatas membaca Alquran atau ibadah-ibadah mahdzoh saja. Islam itu selalu ada di tiap aspek dalam kehidupan. "Islam itu cara hidup, mulai dari makan, minum, tidur,dan lain-lain," paparnya.
Maher telah belajar musik sejak umur sepuluh tahun. Tak hanya bakat musik yang dimilikinya. Intelektualitas yang dimiliki seorang Maher Zain telah menjadikan dia seorang sarjana di bidang Teknik Aeronautik. Namun, dia lebih memilih musik sebagai karir.
Bagi dia, musik bukan lagi sebagai hobi, melainkan sudah menjadi bagian dari hidupnya. "Meskipun belajar sesuatu di Universitas, tidak tertutup kemungkinan bagi kita untuk menekuni hal yang lain," imbuhnya.
Meskipun telah menjadi bintang kelas dunia, tak lantas membuat Maher sombong. Hal itu terbukti saat pelantun 'Insha Allah' itu sedang mengadakan latihan di Eldorado, sebuah kawasan rekreasi di Bandung, Rabu (5/10) lalu. Latihan tersebut merupakan bagian dari persiapan "Konser Silaturrahim Maher Zain" yang akan digelar keesokan harinya di Kota Kembang itu.
Seorang ibu, yang ikut menyaksikan latihan itu, meminta Republika untuk mengambil gambar dirinya di dekat Maher berdiri. Waktu itu, Maher tampak sedang berbicara dengan salah satu krunya.
"Bu, jangan begitu, nanti dia nggak nyaman!" tegur salah seorang satpam Eldorado.
Namun, reaksi Maher ternyata di luar dugaan. "Do you want to take a picture?" tanya Maher pada perempuan itu.
"Oh, yes. I'm sorry for bothering you," ujar si ibu sedikit merasa bersalah.
Maher pun menghentikan pembicaraannya dengan krunya tadi, lalu melangkah menuju wanita berjilbab itu dan berdiri di sampingnya. Alhasil, si ibu mendapatkan lebih dari yang dia inginkan, foto berdua dengan Maher Zain!