Jumat 07 Oct 2011 14:19 WIB

Demokrat Nilai PKS Ancam Koalisi

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Chairul Akhmad
Wakil Ketua DPR-RI yang juga Sekjen PKS, Anis Matta.
Foto: Antara/Andika Wahyu
Wakil Ketua DPR-RI yang juga Sekjen PKS, Anis Matta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pernyataan Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, yang mengatakan ada kontrak khusus antara partainya dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menuai reaksi.

Wakil Sekjen Partai Demokrat (PD), Ramadhan Pohan, menilainya sebagai bahasa ofensif dan perlu ditinjau lebih jauh di tingkat koalisi.

''Tidak ada kontrak khusus PKS dengan SBY yang berbeda dengan partai koalisi lain. Pernyataan Anis mengesankan Pak SBY main belakang setengah kamar. Padahal Pak SBY bukan tipe yang main belakang,'' kata Pohan di gedung DPR, Jakarta, Jumat (7/10).

Menurut Pohan, segala sesuatu yang terjadi di koalisi berjalan dengan transparan. Karenanya ia yakin tidak ada kontrak khusus bagi PKS yang terpisah dari PKB, PAN, dan PPP.

Pernyataan Pohan ini bertolak belakang dengan penjelasan Sekjen PPP, M Romahurmuziy, Kamis (6/10), yang justru serupa dengan ucapan Anis. Menurutnya, setiap partai koalisi memiliki kontrak politik bilateral dengan SBY yang ditandatangani pada 2009 silam.

Kontrak ini yang kemudian diperkuat dengan kontrak multilateral antara semua partai koalisi. Meskipun begitu, kontrak koalisi ini bersifat memperkuat, bukan menghilangkan kontrak yang sebelumnya ada.

Pohan mengaku menyesalkan sikap Anis yang dinilai sering menyerang presiden. Apalagi ketika Wakil Ketua DPR-RI tersebut mengancam untuk membuka kontrak khusus antara PKS dan SBY jika terjadi reshuffle. Dengan posisinya sebagai sekjen partai, Pohan menganggap ucapan tersebut sebagai pernyataan formal dari PKS.

''Pernyataan tajam tidak mencerminkan persahabatan dan bukan bahasa orang yang ada dalam koalisi. PDI-P saja tidak mengeluarkan suara yang menyerang dan tidak patut. Kok Anis malah menyerang, ofensif, dan tidak mencerminkan partai anggota koalisi,'' tegas Pohan.

Mengenai rencana reshuffle, menurutnya, belum ada satu pun nama yang beredar berdasarkan realitas yang sebenarnya. Semua nama yang beredar dinilai hanya spekulasi semata. ''Semua tidak benar bahwa ini untuk logistik 2014. Reshuffle benar-benar untuk mengakselerasi perubahan. Lebih baik Anis sampaikan dengan bahasa teman dan santun yang cerminkan kita bersahabat,'' tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement