Rabu 12 Oct 2011 14:45 WIB

Diburu, Gerombolan Pencuri Besi Penggergaji 13 SUTET PLN

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)
Foto: Antara
Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI - Kawanan pencuri besi yang menyebabkan robohnya 13 tower saluran udara ekstra tinggi (SUTET) PLN masih diburu polisi. Para pelaku dipastikan berjumlah lebih dari satu orang dan sudah lama merencanakan aksinya.

Belasan tower sutet PLN ambruk pada Senin (10/10) malam lalu akibat digergaji bagian besi penopang yang berada di bawah. Lokasi tower sutet yang roboh berada di empat desa Kecamatan Cibadak yaitu Pamuruyan, Sukasirna, Warnajati, dan Neglasari.

‘’Kasusnya masih tahap penyelidikan,’’ujar Kapolres Sukabumi AKBP Bagus Srigustian, kepada Republika, Rabu (12/10), saat melakukan peninjauan ke lokasi kejadian. Hasil penelusuran di lapangan menunjukkan robohnya tower sutet disebabkan hilangnya besi siku-siku penopang tower.

Menurut Bagus, besi penopang yang hilang tidak hanya di satu titik saja, melainkan di sejumlah bagian lain tower. Penopang dari besi tersebut dipotong dengan menggunakan alat gergaji.

Ditambahkan Bagus, rangkaian besi penopang disambung dengan menggunakan baut. Konstruksi itu mempermudah pelaku untuk menggergajinya.

‘’Kasus pencurian besi tower PLN memang seringkali terjadi," terang Bagus. Kondisi tersebut seharusnya sudah bisa diantisipasi sebelumnya, dengan memperkuat pemasangan besi terutama bagian bawah.

Manajer PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Sukabumi, Nono Mulyono menuturkan, PLN sudah melakukan pemantauan ke lokasi kejadian. Hasilnya dipastikan sejumlah besi penopang tower sutet raib dicuri.

Bahkan, petugas di lapangan masih menemukan dua barang bukti berupa gergaji. Kedua barang bukti itu telah diserahkan kepada Polres Sukabumi sebagai bahan penyelidikan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement