REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua DPR RI Marzuki Ali menyayangkan banyak kebijakan perdagangan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang merugikan petani. “Sejak beliau jadi menteri, banyak petani kentang, garam, rotan, cabai, semua pada demo,” katanya di Graha Sawala Kementerian Perekonomian Jakarta, Sabtu (15/10).
Dalam pidatonya dipeluncuran buku Mr. Sjafruddin Prawiranegara “Pemimpin Bangsa dalam Pusaran Sejarah”, Marzuki secara tak langsung mengatakan menteri-menteri yang terlalu banyak membuat petani menderita, kinerjanya harus ditinjau ulang. “Apalagi kebijakan impornya Mendag yang membuat petani menderita,” ujarnya.
Kebijakan-kebijakan Menteri Perdagangan, kata Marzuki, kesannya berbeda, ketika ia mengenang Sjafruddin Prawinegara saat menjadi Menteri Keuangan dulu. Sjafruddin bahkan berani mengeluarkan kebijakan sertifikat devisa.
Kebijakan itu mendorong eskpor dalam negeri dan menekan impor. Setiap eksportir dalam negeri mendapat sertifikat dari negara sebanyak 50 persen dari harga barang ekspornya. Sedangkan importir, ia mewajibkan membeli sertifikat devisa 50 persen dari barang yang akan diimpornya.
Kurs impor juga disesuaikan dengan kurs yang ditetapkan pemerintah RI pada masa itu. Ia mengakui kebijakan ini banyak mengundang kontroversial pada masa itu, namun, itu semata karena rasa nasionalisme tinggi Sjafruddin.
Jadi, kata Marzuki banyak persoalan dalam kebijakan moneter dan keuangan yang mampu mengatur kerja importir. Importir di Indonesia, katanya, tak boleh mengabaikan kepentingan petani yang menderita akibat tekanan komoditas impor.