Ahad 30 Oct 2011 10:52 WIB

Rumah Tempat Bung Karno Diculik Kini Mulai Menghitam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Rumah yang dijadikan untuk menyembunyikan Soekarno dan Moh. Hatta saat diculik oleh para pemuda.
Foto: www.karawanginfo.com
Rumah yang dijadikan untuk menyembunyikan Soekarno dan Moh. Hatta saat diculik oleh para pemuda.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Sepi dan rindang, begitulah kesan pertama saat rombongan 'Melancong Bareng Abah Alwi : Jejak Proklamator Soekarno-Hatta' tiba di rumah yang ditempati Bung Karno dan Bung Hatta saat diculik para pemuda yang tergabung dalam Menteng 31. Rumah tua ini masih asli seperti awal digunakan kedua tokoh proklamator.

Mendekati bangunan rumah, hamparan rumput hijau dan pepohonan di pekarangan seolah menyambut kedatangan rombongan. Jalan setapak yang terbuat dari batu menjadi karpet merah bagi rombongan sebelum masuk ke dalam rumah. Semilir angin lalu menjadi penyejuk tiada tara mengingat panas terik matahari mulai unjuk gigi.

Kian dekat dengan rumah ini, terlihat cat dasar tembok berwarna putih mulai menghitam. Kusen jendela mulai diselimuti debu yang menumpuk. Atapnya, genteng berwarna merah mulai berlumut.

Saat masuk ke dalam, terlihat sejumlah foto yang menempel di dinding. Sebagian besar merupakan foto Bung Karno.

Di tengah ruangan, terhampar meja coklat berdebu. Meja itu dilapisi taplak tua bermotif bunga. “Inilah rumah di mana Bung Karno dan Bung Hatta diculik,” singkat Alwi Shahab, memandu para rombongan, Ahad (30/10).

Abah Alwi, demikian sapaan akrabnya, menjelaskan rumah ini dipilih karena berada di pinggiran kota sehingga jauh dari pengamatan penjajah Jepang. Selain itu, ketika terjadi sesuatu di tempat ini, tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di Jakarta.

“Jadi, para pemuda telah memikirkan dengan baik soal lokasi saat merencanakan penculikan,” kata Abah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement