REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Sepi dan rindang, begitulah kesan pertama saat rombongan 'Melancong Bareng Abah Alwi : Jejak Proklamator Soekarno-Hatta' tiba di rumah yang ditempati Bung Karno dan Bung Hatta saat diculik para pemuda yang tergabung dalam Menteng 31. Rumah tua ini masih asli seperti awal digunakan kedua tokoh proklamator.
Mendekati bangunan rumah, hamparan rumput hijau dan pepohonan di pekarangan seolah menyambut kedatangan rombongan. Jalan setapak yang terbuat dari batu menjadi karpet merah bagi rombongan sebelum masuk ke dalam rumah. Semilir angin lalu menjadi penyejuk tiada tara mengingat panas terik matahari mulai unjuk gigi.
Kian dekat dengan rumah ini, terlihat cat dasar tembok berwarna putih mulai menghitam. Kusen jendela mulai diselimuti debu yang menumpuk. Atapnya, genteng berwarna merah mulai berlumut.
Saat masuk ke dalam, terlihat sejumlah foto yang menempel di dinding. Sebagian besar merupakan foto Bung Karno.
Di tengah ruangan, terhampar meja coklat berdebu. Meja itu dilapisi taplak tua bermotif bunga. “Inilah rumah di mana Bung Karno dan Bung Hatta diculik,” singkat Alwi Shahab, memandu para rombongan, Ahad (30/10).
Abah Alwi, demikian sapaan akrabnya, menjelaskan rumah ini dipilih karena berada di pinggiran kota sehingga jauh dari pengamatan penjajah Jepang. Selain itu, ketika terjadi sesuatu di tempat ini, tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di Jakarta.
“Jadi, para pemuda telah memikirkan dengan baik soal lokasi saat merencanakan penculikan,” kata Abah.