REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Perekonomian Lebanon yang lesu memaksa komunitas Muslim negara itu bermigrasi ke negara lain. Demikian kesimpulan hasil riset yang digagas lembaga riset Gallup Center yang berbasis di Abu Dhabi.
Disebutkan dalam riset tersebut, sekitar 35 persen Muslim Sunni dan 34 persen Muslim Syiah berkeinginan kuat untuk meninggalkan negaranya bila memungkinkan. Sementara hanya 28 persen Kristen yang ingin meninggalkan negaranya.
“Alasan utama mereka meninggalkan Lebanon tidak berhubungan dengan konflik antar agama melainkan isu-isu ekonomi,” ungkap HA Hellyer, Konsultan Senior Gallup Center, seperti dikutip dailystar.com, Senin (1/11).
Dari responden sebanyak 1.000 orang, kesempatan kerja dan stabilitas politik dalam negeri merupakan pertimbangan utama warga Lebanon meninggalkan negara mereka. “Hanya 35 persen dari mereka yang memutuskan untuk tinggal. Sementara 27 persen di antaranya percaya perekonomian Lebanon akan membaik,” papar Hellyer.
Adapun negara tujuan Muslim Lebanon adalah AS, Eropa dan Timur Tengah sebagai tempat ideal bermigrasi. Itu terlihat dari hasil riset yang menyebutkan tujuan utama warga Lebanon adalah AS (15 persen), Kanada (13 persen), Australia (11 persen), Prancis (10 persen) dan UEA (7 persen).
Meski berkeingan besar untuk bermigrasi, sebagian besar warga Lebanon mengatakan negaranya menjunjung tinggi toleransi beragama. Hasil riset menyebutkan 76 persen warga Lebanon sepakat dalam menghormati umat agama lain. Menurut mereka, agama merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Lebanon.
Sekitar 82 persen Muslim Lebanon mengatakan agama memiliki posisi penting. Bahkan, 50 persen di antaranya mengatakan mereka meramaikan masjid selama satu pekan penuh.