REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Aktivis kemanusiaan asal Kanada, Ehab Lotayef mengatakan dua kapal armada kemanusiaan sudah 'setengah jalan menuju ke Gaza'. Ia memprediksi akan tempat tujuan "dalam dua hari ke depan."
Berbicara dengan Haaretz melalui telepon satelit, Lotayef bahwa para aktivis belum dihubungi oleh Angkatan Pertahanan Israel. Ia juga menyatakan mereka masih memikirkan strategi mereka. "Kami mungkin bisa mempercepat atau memperlambat sedikit, tapi tidak akan ada kekerasan dari pihak kami," katanya, yang menumpang kapal Tahrir.
Para aktivis menyadari bahwa IDF berencana untuk mencegat dua kapal yang menuju Gaza ini.
"Kami telah mendengar dari pers mereka berencana untuk menghentikan kami, tapi kami bertekad untuk mencapai Gaza, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk mencapainya dengan tanpa konfrontasi dan tanpa kekerasan," katanya.
"Saya tidak punya ilusi bahwa misi kami akan mengakhiri semua masalah besok, tapi kita menggunakan alat apapun untuk memperhatikan penderitaan rakyat di Gaza. Kami tidak datang untuk berperang dengan tentara Israel, kami datang untuk menyampaikan pesan yang jelas: blokade Gaza adalah ilegal dan tidak manusiawi. Ini harus diakhiri," tambah Lotayef.
Ketika ditanya tentang roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel, ia berkata, "misi kami adalah benar-benar terpisah dari siklus kekerasan. Pandangan kami adalah bahwa kekerasan terhadap warga sipil tidak bisa diterima dalam semua kasus. Kami masih percaya blokade harus dicabut, dan bahwa selama beberapa dekade Israel menolak untuk memberikan hak-hak dasar bagi warga Palestina."