REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Polres Bandung, Jawa Barat, memastikan perampokan Kantor Unit Pegadaian Sapan Desa Bojongemas, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Jumat (4/11), adalah sandiwara. Aktor sebenarnya adalah sang satpam pegadaian.
Satpam dan pelaku bekerjasama merekayasa perampokan. Caranya, si satpam dilukai hingga pingsan. Demikian kata Kapolres Bandung AKBP Sony Sonjaya, Ahad.
"Hal itu diketahui berdasarkan 'visum et repertum' luka yang dialami satpam, menurut keterangan dokter, tidak memungkinkan mengakibatkan satpam tersebut pingsan," ujar Sony.
Berdasarkan keterangan satpam Ruslan, ia dianiaya pelaku dengan senjata api. Sementara uang tunai Rp8 juta serta perhiasan emas sebanyak 74 kantong atau senilai Rp139 juta dibawa kabur.
Setelah terus didesak, satpam itu mengakui bahwa dirinya pun ikut terlibat dalam perampokan kantor tempat bekerjanya tersebut. "Selama kita interogasi, satpam ini tidak pernah memberikan keterangan yang jelas dan akhirnya dirinya pun mengakui bahwa ikut merencanakan perampokan. Keterangan yang diperoleh dari satpam bahwa pelaku ada tiga orang. Dua pelaku lainnya masih kita kejar dan satpam terlebih dahulu kita tahan," kata Sony.
Seperti diberitakan sebelumnya, perampokan terjadi Jumat pekan lalu pukul 12.00 WIB. Saat karyawan pria melaksanakan salat Jumat. Para pelaku yang membawa senjata api dan senjata tajam menyekap Ruslan. Selain itu, kedua tangannya diborgol dan diikatkan ke celah pintu brankas yang sudah terbuka. Meski sudah tidak berdaya, pelaku memukul kepala Ruslan dengan pisau sangkur.
Penanggung jawab Kantor Pegadaian Sapan sekaligus saksi kunci, Idi, mengatakan, usai shalat Jumat dirinya kaget melihat pintu kantor dalam keadaan terbuka lebar dan lantai kotor. Tak lama setelah itu, dirinya menemukan satpam tengah tertali dengan mulut ditutup lakban.