REPUBLIKA, WASHINGTON DC-- Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak, Ahad (20/11), menyerukan dilancarkannya tindakan terhadap Iran guna "menghentikannya dari membuat senjata nuklir", dan mengatakan "waktunya sudah tiba".
Namun ia tak mau mengatakan secara langsung apakah negaranya akan menyerang Iran, dan menyatakan, "Saya kira itu bukan pembicaraan terbuka."
"Tapi saya bisa memberitahu anda bahwa laporan IAEA memiliki dampak yang membuat tenang bagi banyak pemimpin dunia, dan orang mengerti bahwa waktunya sudah tiba," kata Barak dalam wawancara dengan jaringan TV CNN.
Ia merujuk kepada laporan yang dikeluarkan pada 8 November oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang berisi dugaan mengenai kegiatan yang ditujukan untuk membuat bom atom secara gelap oleh Iran. Laporan tersebut membuat AS dan beberapa negara Eropa mempertimbangkan untuk memperpanjang sanksi atas negara Persia itu.
Beberapa hari sebelum dikeluarkannya laporan IAEA tersebut, media Israel melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Barak sedang mengupayakan dukungan kabinet bagi serangan militer terhadap Iran.
Barak mengatakan pemimpin IAEA Yukiya Amano "memberitahu secara langsung apa yang ia temukan", sehingga membuat program nuklir Iran "masalah utama bagi sanksi, bagi diplomasi intensif, yang sangat mendesak".
"Orang mengerti sekarang bahwa Iran bertekad menjangkau senjata nuklir.
Barak menuduh Iran yang memiliki senjata nuklir "akan mengubah" seluruh wilayah tersebut jadi daerah nuklir, termasuk negara regional seperti Arab Saudi, Turki dan Mesir, serta memicu resiko membiarkan bahan nuklir jatuh ke tangan pelaku teror.
"Biar saya beritahu anda, kami menyarankan sejak lama kepada semua pelaku agar bertindak 'secara tulus dan aktif' guna ... melucuti mereka atau mencegah mereka memiliki nuklir," katanya. "Dan kami telah terus menyarankan kepada semuanya agar tak memberi pilihan, tak menghilangkan pilihan apa pun dari meja."
"Kami bersungguh-sungguh. Kami juga memperhatikannya. Kami berharap yang lain juga melakukannya," ia menambahkan.