REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Kapal induk pertama China memulai uji coba pelayaran kedua, Selasa (29/11) setelah perbaikan dan diuji, kata pemerintah, saat ketegangan di kawasan itu meningkat menyangkut sengketa wilayah maritim.
Kapal sepanjang 300 meter, bekas kapal induk Sovyet bernama Varyag, itu melakukan uji coba lima hari Agustus yang memicu kekhawatian internasional. kondisi itu tak lepas dari menyangkut daya tempuh angkatan laut Cina yang luas.
"Kapal induk Cina itu, setelah berhasil melakukan uji coba pertamanya Agustus, kembali ke galangan kapal sesuai rencana untuk selanjutnya diadakan perbaikan dan uji coba," kata kementerian pertahanan dalam satu pernyataan.
"Pekerjaan itu telah dilakukan dan kapal itu akan kembali berlayar pada 29 November untuk melakukan eksprimen-eksprimen ilmiah dan riset."
Pengumuman itu muncul saat ketegangan meningkat menyangkut sengketa-sengketa maritim di kawasan Asia Pasifik.
Cina menjadi makin agresif dalam klaim-klaimya menyangkut Laut Cina Timur dan Cina Selatan, sebagian besar dari kawasan itu dianggapnya sebagai wilayah maritimnya, tetapi juga ada beberapa negara Asia lainnya yang mengklaim wilayah perairan itu.
Pekan lalu Beijing mengatakan pihaknya akan melakukan latihan-latihan "rutin" angkatan laut di Samudra Pasifik,setelah satu kampanye politik penting oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk menegaskan bahwa AS sebagai satu kekuataan Pasifik.
Beijing hanya mengonfirmasikan tahun ini mengubah kapal tua Sovyet itu dan berulang-ulang menegaskan bahwa kapal itu tidak akan menimbulkan ancaman pada tetangga-tetangganya dan hanya akan digunakan terutama untuk tujuan-tujuan pelatihan dan riset.
Tetapi uji coba Agustus lalu menimbulkan kekhawatiran negara-negara kawasan itu termasuk Jepang dan Amerika Serikat. Mereka menyeru agar Beijing menjelaskan kenapa mereka membutuhkan satu kapal induk.
Militer Cina, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), sangat merahasiakan program pertahanannya. Perkembangan itu diuntungkan pertumbuhan ekonomi negara itu yang meningkat.
Awal tahun ini, China mengumuman pengeluaran militer yang meningkat 12,7 persen menjadi 91.7 miliar dolar AS tahun 2011.