REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia memiliki pandangan yang sama dengan pemerintah Jerman dalam upaya penanganan krisis di eropa. Dibutuhkan regulasi global yang jelas agar krisis tersebut tidak kembali berulang.
"Pandangan kita dengan Jerman sama," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa, usai pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Republik Federal Jerman, Christian Wulff, Kamis (1/12).
Menurut Hatta, kedua negara sepakat perlu adanya regulasi mengenai tatanan ekonomi global. Baik pengaturan secara finansial (keuangan) ataupun di pasar modal. "Karena sekarang regulasinya tidak memadai," terangnya.
Dalam pertemuan G20, menurut Hatta selalu dikatakan bahwa ekonomi dunia butuh pertumbuhan yang kuat, keseimbangan serta keberlanjutan. Keseimbangan dan kestabilan itu tidak mungkin dapat dicapai tanpa ada intervensi dalam bentuk regulasi,
Jika intervensi tidak dilakukan, maka Hatta menilai akan terjadi banyak spekulasi yang menimbulkan terjadinya efek bubble ekonomi (gelembung ekonomi). "Pasar menaikkan nilai, tidak sebenarnya,"jelas Hatta.
Akhirnya masyarakat yang terpaksa harus kembali menanggung beban dari dampak bubble tersebut. Disatu sisi, lanjut Hatta, defisit anggaran harus terus dijaga. Pengurangan utang secara bertahap dapat dikurangi.
Meski dalam keputusan pertemuan G20 kemarin, negara yang tak terbelit utang harus ekspansif dengan mengeluarkan stimulus namun Indonesia tetap tidak akan menaikan defisitnya.
Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan situasi gejolak ekonomi di zona eropa memang tidak mudah. Namun Ia berharap ada solusi bersama agar recovery perekonomian global dapat terus berjalan.
Presiden Republik Federal Jerman, Christian Wulff mengatakan indonesia jadi contoh yang baik karena kondisi ekonominya yang terkonsolidasikan. Indonesia tetap berusaha hemat sehingga ekonominya lebih baik."Kita harus berusaha agar negara-negara lain tidak hanya di eropa yang harus berubah cara berekonominya. Tidak boleh menumpuk hutang berlebih-lebih,"tuturnya.