REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG--Sebanyak 23 dari 55 imigran gelap asal Timur Tengah yang tertangkap dalam pelayaran ke Australia, Jumat (9/12), kabur dari tempat pemeriksaan di Kantor Imigrasi Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu.
"Para imigran itu kabur sekitar pukul 06.00 Wita pagi tadi dari kantor Imigrasi Kupang," kata Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Kupang Moon Bagarai, di Kupang Sabtu.
Dari 23 orang imigran yang kabur tersebut, empat orang di antaranya sudah ditangkap kembali di kawasan terminal Kupang oleh petugas dari Imigrasi Kupang dan lainnya sedang dalam pengejaran.
Dia mengaku kaburnya 23 imigran tersebut, sebagai akibat dari kelalaian petugas jaga yang selain minim anggota juga karena tidak ketat dalam melaksanakan tugasnya, pada saat pergantian petugas jaga.
"Mereka (23 imigran) itu kabur saat terjadi pergantian petugas jaga dan saat hujan deras sehingga para petugas lengah," kata Bagarai.
Dia mengatakan, pihak Imigrasi Kupang saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap sisa imigran kabur lainnya sebanyak 19 orang yang bekerja sama dengan aparat kepolisian dari Polda NTT.
Pengejaran menurut dia, diarahkan ke Pelabuhan Tenau dan pelabuhan rakyat di Kupang untuk mengantisipasi pelarian diri dengan menggunakan perahu nelayan yang biasa digunakan secara manual menuju wilayah Australia.
Kapolda NTT Brigjen Pol Ricky Sitohang melalui Kabid Humas Polda NTT Komisaris Polisi Antonia Pah mengatakan, pihak kepolisian telah menyerahkan penanganan imigran yang ditangkap sebelumnya itu kepada aparat Imigrasi Kupang.
Karenannya, terkait kaburnya 23 imigran asal Timur Tengah tersebut, bukan menjadi tanggung jawab aparat kepolisian. "Penanganan imigran sudah diserahkan ke imigrasi. Polisi tidak bisa disalahkan terkait kaburnya imigran tersebut," katanya.
Sebelumnya 55 imigran gelap asal Timur Tengah tertangkap aparat Polres Rote Ndao di Selat Rote yang memisahkan Pulau Timor dan Rote pada Jumat (9/12) dini hari.
Para imigran itu berlayar dari Bima, Nusa Tenggara Barat, menggunakan perahu milik nelayan setempat menuju Australia untuk mencari suaka.
"55 imigran itu tertangkap karena kapal nelayan yang digunakan untuk kabur ke wilayah Australia itu rusak," kata Kapolres Rote Ndao AKBP Widiatmadja, Jumat (9/12).