REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyesalkan kasus bakar diri di depan Istana yang dilakukan pemuda aktifis, Sondang Hutagalung. Ia berharap tidak ditiru oleh pemuda dan mahasiswa lainnya.
"Saya sampaikan duka cita, Namun pemuda pejuang seharusnya berani hidup, bukan membakar diri," katanya di Jakarta, Ahad, menanggapi wafatnya aktifis yang membakar diri.
Menurut Dipo yang mantan aktifis mahasiswa di zaman Orde Baru, dengan membakar diri berarti perjuangannya selesai sampai di situ. Padahal, perjuangan bisa terus dijalankan, jika aktifis dalam keadaan hidup.
Kasus Sondang sama dengan aktifis seangkatan Dipo yang sewaktu ditangkap dan dipenjara, meminta dibuang ke pulau terpencil. "Kalau mati dan terasing di pulau terpencil, sama saja mematikan perjuangan," kata Dipo.
Dipo mengatakan aktifis mahasiswa tidak perlu berlebihan menganggap aktifis yang bakar diri sebagai pahlawan yang jadi trend. Seskab juga mengimbau semua pihak untuk tidak mempolitisasi kasus ini apalagi dengan membanding-bandingkan dengan apa yang terjadi di Tunisia.
"Di Indonesia tidak ada diktator, tidak ada raja yang kejam dan menindas rakyatnya," tegasnya.