REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Partai Salafi Mesir, Partai An Nur, mengumumkan bahwa mereka menghormati perjanjian perdamaian yang ditandatangani antara Mesir dan Israel. Pengumuman tersebut dibacakan pada Sabtu (24/12) waktu setempat.
Dalam pernyataannya itu, Partai Nour Salafi menyebutkan berbahaya jika Mesir secara sepihak membatalkan kesepakatan internasional. ''Bahkan, jikapun kesepakatan tersebut ditandatangani oleh rezim sebelumnya,'' kata laporan kantor berita resmi MENA.
Partai ini menyatakan bahwa menghormati perjanjian tidak bertentangan dengan tugas Arab Mesir dan Islam.
Kalangan Islam diharapkan untuk mendapatkan mayoritas kursi dalam pemilu parlemen pertama Mesir sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak pada Februari.
Pada tahap pertama pemungutan suara yang diadakan pada 28 dan 29 November di sembilan provinsi, partai Ikhwanul Muslimin dan partai Salafi memenangkan 60 persen suara. Pada tahap kedua pemungutan suara yang diadakan pada bulan ini, kedua pihak juga muncul sebagai dua pemenang teratas dalam pengumpulan suara.
Ketua Komisi Pemilu, Abdel Moiz Ibrahim, Sabtu (24/12) petang waktu setempat mengatakan bahwa Partai Hurriyah wal (Ikwanul Muslimin) memperoleh 36,5 persen suara. Sementara, Partai An Nur dari Salafi meraih 28,78 persen.