REPUBLIKA.CO.ID,
KLATEN -- Dr Joko Sutrisno, direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejurusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional mengungkapkan langkah konkret untuk menghadapi rencana produk massal. Prioritas utama adalah membedah seluruh isi komponen mobil. Lalu, membuat daftar mulai a sampai z komponen-komponen yang dibutuhkan.
Misalkan, komponen sasis, dash board, pedal kaki, stir, jok dan interior, lampu, spion, spedo meter, bodi, dan sebagainya. Komponen tersebut cukup dipenuhi dari onderdil buatan dalam negeri. Tidak perlu impor. Kalau mobil Kiat Esemka nanti memanfaatkan komponen lokal, otomatis akan menghidupkan industri manufaktur dalam negeri. Para kepala sekolah SMK juga diminta untuk memetakan industri manufaktur otomotif mana saja yang sekiranya bisa diajak bermitra.
Kalau ini sudah dilakukan, kata Joko Sutrisno, akan mempermudah dan mempercepat produksi massal mobil. Jadi, dalam memproduksi massal mobil Kiat Esemka tidak perlu membikin pabrik berskala besar dan investasi mahal. Kata dia, cukup bermitra dengan bengkel cat dan body repair seperti milik H Sukiyat di Klaten ini. Ia yakin kalau ini bisa dilakukan, akan mendorong iklim investasi pengembangan industri manufaktur lokal.