REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski diwarnai beberapa kali aksi penembakan, pemilukada Aceh tetap akan dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan.
Ketua KPU pusat, Abdul Hafidz Anshari, mengatakan sampai hari ini proses untuk melakukan pesta demokrasi itu tetap berjalan seperti biasa. Ia tidak mengetahui apakah ada hubungannya penembakan dengan pemilukada nanti.
“Sampai hari ini tidak ada alasan untuk bisa memperpanjang atau menunda (pemilukada),” katanya saat ditemui usai pelantikan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Selasa (10/1).
Partai Aceh sempat meminta agar pemilukada ditunda, tetapi hal ini tidak ditanggapi oleh Anshari. Menurutnya, pemilukada bisa ditunda jika ada sebab-sebab tertentu yang didasarkan pada peraturan pemerintah. Setidaknya ada empat hal yang bisa membuat pemilukada tertunda, yakni bencana alam, kerusuhan, gangguan keamanan, dan gangguan lain.
“Nah, gangguan lain inilah yang tafsirnya bisa bermacam-macam. Tapi selama ini KPU membuat peraturan yang dimaksud dalam ‘gangguan lain’ berkaitan dengan anggaran,” kata Anshari.
Menurut dia, yang paling tahu mengenai kondisi di Aceh adalah pihak keamanan. Selama dianggap pesta demokrasi itu masih bisa digelar dan keamanan bisa dikendalikan, maka perhelatan itu tetap akan berlangsung. “Kita lihat saja nanti. Selama masih berjalan normal, maka jalan terus. Mudah-mudahan lancar semua,” tandasnya.