Selasa 17 Jan 2012 14:08 WIB

Dagestan, Negeri Islam di Rusia (1)

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: Chairul Akhmad
Peta Dagestan.
Foto: factmonster.com
Peta Dagestan.

REPUBLIKA.CO.ID, DAGESTAN – Dagestan adalah sebuah kawasan yang memiliki keragaman etnis yang kaya, dengan puluhan kelompok etnis dan subetnis hidup di dalamnya. Amri Shikhsaidov dalam situs www.ca-c.org mengutip pandangan umum yang menyebut negara tersebut dihuni oleh lebih dari 30 kebangsaan.

Menurut The Caspian Sea Encyclopedia (Igor S. Zonn), nama Dagestan berasal dari bahasa Turki. Dag berarti "gunung" dan stan adalah imbuhan Persia yang berarti "daratan." Maka Dagestan memiliki arti "daratan (tempat) gunung-gunung." Beberapa area Dagestan pernah dikenal sebagai Albania, Avaria, dan Tarkov pada berbagai waktu di masa lampau.

Data yang dikutip Wikipedia menyebutkan, sebanyak 90,6 persen populasi Dagestan adalah Muslim, sementara Kristen dipeluk oleh 9,4 persen sisanya. Data lainnya menyebutkan, terdapat sejumlah kecil pemeluk agama Yahudi di negara tersebut.

Selama berabad-abad, Muslim Dagestan didominasi oleh golongan Sunni dengan mazhab Syafi'i. Sedangkan di wilayah Pantai Kaspia, khususnya di Kota Derbent dan sekitarnya, populasinya adalah Muslim Syiah. Kemunculan tasawuf Sufi di Dagestan berakar pada abad 14. Dua tareqa (komunitas Islam) sufi yang menyebar di Kaukasus Utara adalah Naqshabandiyah dan Qadiriyah.

Amri Shikhsaidov (profesor dan ketua Departemen Naskah Oriental pada Institut Sejarah, Arkeologi, and Etnografi, Dagestani Scientific Center) menuliskan, Islam telah menjadi satu dari sejumlah faktor penting dan berpengaruh bagi kehidupan sosial politik di Dagestan. Ia bahkan menekankan dalam tulisannya, Islam in Dagestan, berbagai situasi di negara itu tidak lagi dapat dipahami di luar konteks agama.

Ilmuwan politik menggambarkan Dagestan sebagai republik yang paling terislamkan di antara negara-negara federasi Rusia. Dan Shikhsaidov mengatakan pernyataan itu tidak berlebihan.

Proses islamisasi di kawasan Dagestan dimulai sejak sekitar 1.000 tahun yang lalu, di sebuah wilayah kecil di Kaukasus timur laut. Pada abad ke-16, Islam menyandang status sebagai agama resmi di seluruh wilayah Dagestan, termasuk bagi berbagai aliansi masyararakat pedesaan di negara tersebut.

Hal itu dimungkinkan oleh kegigihan pasukan asing dari Arab, Turki (terutama Turki Seljuk), Mongol, Persia, dan lainnya dalam memberlakukan kebijakan islamisasi. Hasilnya adalah berdirinya sekolah-sekolah Syafi'i dan Sunni di Dagestan.

Shikhsaidov menambahkan, fakta penting lainnya yang harus diakui adalah bahwa Sufisme telah menjadi sebentuk keseharian di negara tersebut. Dalam sejarah bangsa Dagestan, Islam menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka. Hal itu paling jelas terlihat pada abad 19, yakni dalam perjuangan pembebasan yang dipimpin Shamil (ulama-mujahid yang hidup antara 1797 hingga Maret 1871), serta pemberontakan pada 1877.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement