Sabtu 21 Jan 2012 20:04 WIB

Gerilyawan Al Shabaab Somalia Akan Serang Uganda

Gerilyawan Al Shabab (ilustrasi)
Gerilyawan Al Shabab (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MARAKESH - Kelompok gerilyawan Al Shabaab akan "melakukan segala usaha" untuk melancarkan serangan di Uganda sebagai balasan bagi perang militer Kampala di Somalia.

Hal itu diungkapkan seorang jenderal Uganda, Letjen Jenderal Ivan Koreta, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (20/1). 

Koreta mengatakan, rencana untuk meningkatkan jumlah pasukan perdamaian AMISOM dimana Uganda salah satu anggotanya, akan mempercepat kekalahan Al Shabaab. Sementara kerja sama militer regional semakin kuat juga meningkatkan tekanan pada pemimpin pemberontak Uganda Jospeh Kony.

"Kami tahu kami jadi sasaran Al Shabaab dan Al Shabaab akan melakukan segala usaha untuk mengganggu dan membuat susah masyarakat kami," kata Koreta, Wakil Kepala Pasukan Pertahanan Uganda kepada Reuters di sela-sela satu konferensi keamanan di Maroko.

"Selain memerangi pasukan kami di Mogadishu dan bagian-bagian lain Somalia, mereka juga mencari target-target lemah di Uganda, penduduk yang akan pergi melaksanakan kegiatan bisnis untuk menimbulkan rasa permusuhan dan kemarahan dan kerusakan," kata dia.

"Kami sangat menyadari ini dan kami secara terus menerus melakukan pengawasan. Mereka tidak akan mencoba. Mereka sedang berusaha tetapi kami tetap dalam siaga tinggi," cetusnya.

Al Shabab menyerukan dilakukan aksi tetapi diabaikan kelompok minoritas Muslim Uganda yang mengakui "terorisme tidak akan dilakukan". 

Hubungan intelijen regional yang lebih baik juga mengekang ancaman kelompok gerilyawan itu.Pasukan Uganda merupakan salah satu kontinge pasukan AMISOM yang sebagian besar bertanggungjawab untuk mencegah kelompok itu mengambil alih kekuasaan di Somalia.

Al Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan di Kampala tahun 2010 yang menewaskan 79 orang yang sedang menonton final sepak bola Piala Dunia,dengan mengatakan itu adalah untuk membalas penggelaran pasukan Uganda di Mogadishu. 

sumber : ANTARA/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement