REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebelum meninggal dunia, Fajar Arohman (19 tahun), calon anggota mahasiswa komputer pecinta alam (Makopala) Universitas Budi Luhur Jakarta yang meninggal di kaki Gung Salak sempat tak sadarkan diri.
Menurut panitia pendidikan dasar (Diksar) Makopala Universitas Budi Luhur, Noviana, Fajar sempat sadar dan mau makan. Namun kondisinya memburuk karena di sekitar Gunung Salak turun hujan deras. Noviana menuturkan, awalnya para mahasiswa akan menuju Kawah Ratu, Gunung Salak. Namun, karena kejadian tersebut aktivitas pendakian dihentikan.
Fajar merupakan calon anggota Makopala yang tengah menjalani Diksar bersama dengan 15 mahasiswa lainnya
Kapolsek Parakansalak, AKP M Yusuf Hutapea menerangkan, kegiatan mahasiswa tersebut telah diketahui polisi. ‘’Mereka sudah memberitahukan sebelumnya,’’ ujarnya. Saat ini polisi tengah meminta keterangan dari panitia diksar Makopala Universitas Budi Luhur di Mapolsek Parakansalak.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kronologis kejadian yang menyebabkan Fajar meninggal dunia.