REPUBLIKA.CO.ID, Walaupun masih muda, di sekolahnya dia sudah mendirikan sebuah organisasi yang ia beri nama Jam'iyah Al-Akhlaq Al-Adabiyah dan organisasi Man'u Al-Muharramat. Dia juga selalu menulis surat yang dikirimkan kepada orang-orang yang berpengaruh.
Dalam surat yang ia tidak menyebutkan namanya itu, berisi tentang nasehat-nasehat kepada mereka. Dia selalu mengunjungi perpustakaan As-Salafiyah dan tempat-tempat berkumpulnya para ulama Al-Azhar.
Sewaktu muda, Hasan Al-Banna sering mengunjungi tempat-tempat hiburan, gedung-gedung pertemuan, dan klub-klub. Dalam kunjungannya ke tempat-tempat tersebut, Hasan Al-Banna dan teman-temannya selalu mengajak mereka agar kembali kepada Islam yang benar.
Selepas lulus SMA dengan memperoleh predikat ranking 5 tingkat negara Mesir, pada 1923 Al-Banna melanjutkan pendidikan ke Fakultas Dar Al Ulum dan lulus pada tahun 1927 dengan mendapatkan ranking pertama. Setelah menamatkan pendidikannya, ia kerap berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk berdakwah hingga kemudian ia memutuskan untuk menetap di Isma'iliyah.
Pada 1938, bersama enam temannya, Hasan Al-Banna mendirikan organisasi yang diberi nama Ikhwanul Muslimin. Tujuan dari pendirian organisasi tersebut adalah untuk memberi pemahaman Islam yang benar. Menurutnya, Islam adalah akidah, sarana untuk beribadah, tanah air, kewarganegaraan, kelapangan, kekuatan, akhlak, alat untuk mencari materi, kebudayaan dan perundang-undangan.
Di Isma'iliyah, ia mendirikan masjid, kantor organisasi Ikhwanul Muslimin dan sekolah Hara untuk mempelajari Islam. Di samping itu, di sana dia juga mendirikan sekolah yang diberi nama Ummahatul Mukminin. Tujuan dari pendirian sekolah tersebut adalah untuk mendidik putra-putri Islam dengan pendidikan Islam yang benar. Ia kemudian pindah ke Kairo, di sana dia mendirikan sebuah kantor pusat untuk organisasinya. Kantor yang didirikannya itu ia beri nama Kantor Pusat Umum.
Hasan Al-Banna dikenal sebagai seorang yang ahli dalam berpidato, lidahnya sangat fasih, ahli dalam sastra dan pandai memilih kata-kata yang tepat. Pada 1941, dia dipenjara selama sebulan berkaitan dengan pidato yang ia sampaikan yang isinya mengkritik sistem politik Inggris pada Perang Dunia ke II. Masih pada tahun yang sama, dia dipaksa pindah ke Qana.
Di tempat barunya ini Al-Banna terus melanjutkan perjuangannya dengan menyampaikan dakwah dan mengajarkan Islam kepada umat dari satu tempat ke tempat yang lain. Ia juga mengirimkan delegasi-delegasi ke seluruh penjuru dunia untuk mengetahui keadaaan umat Islam. Delegasi-delegasinya menginformasikan tentang realita dunia Islam.