REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para elite Partai Demokrat diminta agar tidak mengumbar polemik internal partai yang saling menyudutkan ke publik. Sebab, hal itu akan semakin menurunkan popularitas dan elektabilitas partai.
Hal itu disampaikan pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarok. "Agar popularitas dan elektabilitas Partai Demokrat yang sudah turun tidak terus menurun, hendaknya para elit Partai Demokrat bisa saling menahan diri, tidak saling menyerang dan menyudutkan di ruang publik," kata Zaki Mubarok melalui surat elektronik yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa (7/2).
Menurut dosen ilmu politik UIN Jakarta itu, pernyataan yang saling menyudutkan di antara elit Partai Demokrat turut memperkeruh suasana dan membuat kepercayaan publik terhadap partai itu semakin menurun.
Hasil survey dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dipublikasikan, Minggu (5/2), menyimpulkan, dukungan masyarakat terhadap Partai Demokrat terus menurun sejak Januari 2010.
Dari hasil survei LSI itu, Partai Demokrat hanya berada di posisi ketiga (13,7 persen) setelah Partai Golkar (18,9 persen), dan PDI Perjuangan (14,2 persen).
Padahal, dari hasil survei oleh lembaga survei yang sama pada Juni 2011 menyimpulkan, Partai Demokrat berada di posisi kedua setelah Partai Golkar.
Menurut Zaki, pernyataan bernada menyerang yang dilontarkan Ruhut Sitrompul dan elit lainnya di Partai Demokrat membuat kewibawaan Partai Demokrat semakin menurun.
Dampaknya, kata dia, kepercayaan publik terhadap Partai Demokrat menurun, kepercayaan kader di daerah kepada pengurus pusat partai tersebut juga menurun.
"Banyak kader di daerah yang merasa kurang percaya diri dan malu ketika petinggi partainya di tingkat pusat saling menyerang satu sama lain," katanya.
Menurut dia, jika hal ini terus berlangsung maka perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 akan menurun tajam. Dikatakannya, elit Partai Demokrat hendaknya bisa memberikan contoh teladan kepada para kadernya.
"Jika ada masalah yang menimpa Partai Demokrat hendaknya seluruh pengurus dan elit partai tetap solid dan satu suara sehingga tidak muncul polemik," katanya.
Zaki juga mengimbau agar Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Presiden Republik Indonesia, bersikap tegas guna meredam polemik di internal partai.