REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Upaya yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) untuk memberlakukan sanksi sektor minyak ke Iran akan gagal, jika upaya larangan tersebut tidak bergabung dengan kekuatan ekonomi raksasa Asia, yaitu Cina dan India. Hal ini disampaikan oleh Lembaga riset berbasis energi London.
"Akan sulit untuk menegakkan larangan impor minyak Iran, jika India dan China tidak bersedia mendukung larangan itu," kata Simon Wardell, Manajer Riset Energi Global Insight, Selasa (7/2) seperti diberitakan Presstv. Ia juga menambahkan, Iran juga masih akan menemukan pembeli minyak mereka, jika mereka membuat konsesi dan menurunkan harga,"tambahnya.
Menurut laporan dari Global Insight, minyak mentah Iran lebih bergantung pada kekuatan Asia. Oleh karena itu, AS dan UE harus berjuang keras untuk menegakkan sanksi terhadap minyak mentah Iran.
Cina, Jepang, India, dan Korea Selatan merupakan pengguna terbesar minyak Iran. Menurut laporan Departemen Energi AS, pada 2010 saja, mereka mengimpor 1,46 juta barel per hari minyak Iran atau sekitar 59 persen dari ekspor minyak negara itu. Sementara UE, seperti Jerman, Perancis, dan Inggris pada tahun yang sama, hanya mengimpor 77 ribu barel minyak mentah Iran.