Rabu 08 Feb 2012 15:15 WIB

NU Gandeng PKS Bersinergi Membangun Umat

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ramdhan Muhaimin
Logo Nahdlatuh Ulama (NU) dan PKS
Logo Nahdlatuh Ulama (NU) dan PKS

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Pimpinan Wilayah Nadhatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah mengajak PKS sebagai partai islam untuk sama-sama membina dan mencerdaskan umat sehingga semakin memahami ajarannya. Baik NU maupun PKS diyakini dibentuk untuk membangun umat ke arah yang lebih baik.

“Hanya ranah perjuangannya saja yang berbeda,” ujar Ketua Tanfidziyah PWNU, Muhammad Adnan, ketika menerima silaturahim dari rombongan DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng di kantornya, Selasa (7/2) sore. 

PKS, kata Adnan, berjuang dalam tataran kebijakan, sementara NU sebagai ormas berkiprah di dataran pembinaan moral. Keduanya dipandang perlu disinergikan untuk kepentingan umat.

Menurutnya aplikasi ajaran Islam secara benar lebih penting daripada sekedar memformalisasikan Islam dalam bentuk perda-perda sehingga praktek ajaran Islam lebih terasa di masyarakat. Kalangan Nahdliyin lebih mementingkan subtansi ajaran Islam dibandingkan sekedar mengedepankan simbol-simbol Islam semata.

Ketua Umum DPW PKS, Fikri Faqih, mengatakan sebagai ormas Islam terbesar, aspirasi warga Nahdliyin tentu harus didengar dan diperjuangkan. “Apalagi banyak tokoh dan simpatisan PKS juga berlatar belakang Nahdliyin,” katanya. 

Misalnya di tingkat nasional, kader PKS yang sekarang menjabat sebagai Menteri Sosial Salim Assegaf Al Jufrie merupakan warga Nahdliyin. Di Jateng sendiri, Wakil Walikota Salatiga Muhammad Haris juga dibesarkan dalam lingkungan Ponpes Nahdliyin di Tengaran. Kemudian anggota DPRD Jateng Mahmud Machfud dan Wakhid Ahmadi yang merupakan lulusan dari Pesantren Tebu Ireng Jombang.

Semakin beragamnya latar belakang kader-kader PKS diharapkan bisa lebih masuk ke berbagai kalangan sehingga mampu bersinergi dalam memajukan kepentingan umat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement