Jumat 10 Feb 2012 13:54 WIB

Yunani Peroleh Lagi Dana Talangan, Asalkan....

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Ramdhan Muhaimin
Krisis ekonomi di Yunani memicu krisis Euro keseluruhan (ilustrasi)
Krisis ekonomi di Yunani memicu krisis Euro keseluruhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Para pemimpin politik Yunani akhirnya berhasil memperoleh kesepakatan untuk mendapatkan dana talangan kedua. Kendati demikian, menteri keuangan zona eropa mengajukan beberapa syarat kepada Yunani sebelum memberikan bantuan.

Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) sempat menemui jalan buntu mengenai dana talangan sebesar 130 miliar euro atau 172 miliar dolar AS karena waktu jatuh tempo yang semakin mendesak.

Pertemuan di Brussels yang diikuti 17 menteri keuangan zona Euro memperingatkan tidak akan ada persetujuan paket penyelamatan sebelum Yunani membuktikan diri. 

Pemimpin Eurogroup Jean-Claude Juncker menetapkan tiga syarat. Pertama, parlemen Yunani harus meratifikasi paket penyelamatan pada Ahad (12/2) mendatang. Kedua, pengurangan pengeluaran sebesar 325 juta euro Rabu (15/2) depan. Ketiga, harus ada jaminan politik yang kuat dari para pemimpin partai koalisi pada pelaksanaan program. 

"Ketiga elemen tersebut harus dipenuhi dulu sebelum kami mengambil keputusan," kata Juncker dalam konferensi pers setelah pertemuan di Brussels, Kamis (9/2).

Ia menegaskan tidak ada pencairan sebelum hal itu dilaksanakan. Menghadapi pemilu pada April, pemimpin partai Yunani tampaknya enggan mengambil langkah yang tidak populer bagi pemilih.

Menteri Keuangan Yunani Evangelos Venizelos terbang ke Brussels untuk mengikuti pertemuan yang juga dihadiri Perdana Menteri Papademos Lucas, para pemimpin dari tiga partai koalisi dan pengawas Uni Eropa dan IMF. Bloomberg melaporkan, ia meninggalkan Brussels dengan cepat dan memberitahu wartawan bahwa Yunani memiliki dua pilihan: tetap di zona eropa atau keluar.

sumber : Reuters, AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement