REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Pembatalan laga Arema Indonesia melawan Bontang FC dalam lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) di Stadion Gajayana, Malang, Sabtu, segera dilaporkan ke PSSI.
"Media Officer" Arema Indonesia, Noor Ramadhan mengatakan, pelaporan itu dilakukan setelah pihak panitia pelaksana pertandingan (panpel) melakukan rapat koordinasi dengan kedua kubu yang berkonflik di internal Arema.
"Intinya, semua kejadian yang ada di stadion akan kita laporkan ke PSSI, dan mengenai keputusannya ada di tangan lembaga tertinggi sepak bola Indonesia tersebut," katanya. Noor mengaku, akan menerima semua keputusan PSSI, meski nantinya Bontang FC bisa juga dimenangkan secara WO 3-0 (atau menang tanpa bertanding).
Noor mengharapkan, PSSI bisa mengambil keputusan bijak dalam melihat masalah pembatalan laga tersebut, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
"Semua orang bisa melihat masalah dualisme Arema, dan siapa yang benar, sehingga diharapkan PSSI bisa bijak mengambil keputusan," katanya.
Sementara itu, pembatalan pertandingan antara Arema Indonesia melawan Bontang FC disebabkan adanya konflik internal di tubuh "Singo Edan" yang merembet dalam pertandingan.
Sehingga, kedua kubu di internal Arema yakni antara Wali kota Malang, Peni Suparto dengan Ancora Group mengklaim sama-sama mempunyai hak bertanding melawan Bontang FC, akibatnya dalam pertandingan itu hadir dua tim Arema.
Menanggapi hal itu, kemudian Wakil Kepala Polresta Malang Kompol Irfan Susanto membatalkan laga itu, sebab situasi dalam stadion tidak kondusif ditambah kericuhan penonton yang memaksa masuk stadion.
"Kita akan berikan izin bertanding, jika ada kesepakatan antara dua kubu yang berkonflik di tubuh Arema," katanya.
Oleh karena itu, Irfan meminta agar diselesaikan terlebih dahulu konflik internal Arema, kemudian menggelar pertandingan.