REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan ntuk kelima kalinya dalam dua bulan terakhir, Bangkalan, Madura, terendam banjir. Bencana banjir terjadi pada Jumat (10/2) dini hari pukul 00.30 WIB.
Menurut Sutopo, lokasi yang terendam adalah Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan. Tinggi banjir hingga mencapai 1,3 meter. Dikatakannya, dibandingkan dengan banjir-banjir sebelumnya, pada kejadian kemarin lebih parah. "Banjir terjadi akibat banjir kiriman dari wilayah hulu Sungai Blega akibat hujan di deras di Kecamatan Kokop dan Konang," katanya, Sabtu (11/2).
Sutopo mengatakan, di Kecamatan Blega, hujan tidak terlalu deras tetapi pengaruh dari air laut pasang menyebabkan timbulnya back water sehingga merendam wilayah Blega. Masyarakat, tidak sempat menyelamatkan barang elektronik dan berharga lainnya karena terjadi pada dini hari. Meski begitu, saat ini banjir sudah surut, namun menyisakan lumpur sehingga masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungannya. "Tidak ada korban jiwa," tegas Sutopo.
Kerugian materiil akibat bencana banjir, antara lain 750 unit rumah tergenang, 3 unit masjid tergenang, 3 unit SD tergenang, dan 1 unit Kantor Polsek Blega tergenang, serta 1 unit Kantor Pegadaian setempat tergenang. "Sebanyak 17 hektare tambak dan seluas 48 hektare lahan pertanian terancam gagal panen akibat tergenang air," papar Sutopo.
Pihaknya menyarankan Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu segera melakukan penataan ruang dan Sungai Blega untuk mengantisipasi banjir yang selalu berulang. Degradasi kawasan hulu dan sedimentasi sungai Blega, menurutnya, berkontribusi terhadap mudahnya Kecamatan Blega terkena banjir.
Masyarakat terus dihimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman banjir, longsor dan puting beliung karena ancaman masih berlangsung hingga akhir Maret mendatang.